TEMPO.CO, Jakarta - Para petinju dalam pemusatan latihan Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) untuk persiapan Asian Games 2018, mengharapkan waktu pemusatan latihan atau "training camp" di Ukraina dibuat seideal mungkin.
Pengurus Besar Pertina (PB Pertina) sendiri memang merencanakan memberangkatkan tim tinjunya untuk berlatih di Ukraina sejak April 2018 selama satu setengah bulan.
"Kalau saya rasa, memang sepertinya tidak berpengaruh besar jika pemusatan latihan hanya selama itu, seharusnya ideal waktunya 3-4 bulan," kata petinju kelas welter (69kg) putra, Grece Savon Simangunsong, di Jakarta, Kamis 15 Februari 2018.
Hal senada juga, diungkapkan oleh petinju yang turun di kelas terbang ringan (46-49kg) putra, Mario Blasius Kali, yang mengataan idealnya pemusatan latihan adalah tiga bulan.
Baca: Asian Games 2018: Pemerintah Kaji Tukar Libur Anak Sekolah DKI
"Waktu persiapan SEA Games lalu kami pemusatan latihan di Kuba selama enam bulan. Kalau bisa PB Pertina tambah waktu untuk pemusatan latihan tersebut agar di Asian Games bisa dapat hasil baik," ujar Mario di lokasi yang sama.
Sementara itu, Pelatih Kepala Pertina, IGM Adi Swandana, juga menilai waktu satu setengah bulan untuk pemusatan latihan di Ukraina, memang kurang.
"Waktu tersebut memang saya rasa juga kurang, untuk perjalanan saja sudah cape nanti anak-anak. Paling tidak menurut saya dua bulan cukup," ujar Adi.
Waktu tersebut, kata Adi, paling tidak digunakan untuk memperbanyak atlet mendapatkan lawan tanding berkualitas demi mematangkan persiapan.
"Karena jika lawannya sama-sama pelatnas seperti selama ini, tidak akan maju-maju, selalu ada rasa khawatir membuat cedera dan segala macam lah," kata Adi.
Pelatnas tinju sendiri, terbagi menjadi dua kekuatan yakni tim merah dan tim putih. Sementara tim merah turun berlaga di turnamen tinju India Terbuka yang digelar di New Delhi, India, 28 Januari-1 Februari 2018, tim putih turun dalam test event Asian Games 2018 pada 11-15 Februari 2018.
Dari sembilan petinju yang diboyong ke India, hanya satu yang mencapai semifinal dan harus puas dengan perunggu. Prestasi itu dicetak Christina Jembay, yang turun di kelas 57 kg putri.
Sementara itu, dari 10 petinju yang turun dalam test event cabang tinju, Indonesia berhasil mengumpulkan dua perak dan empat perunggu.
Medali perak disumbangkan melalui Mario Blasius Kali di kelas terbang ringan (46-49kg) putra dan Grece Savon Simangunsong di kelas welter (69kg) putra, sedangkan empat perunggu datang dari Matius Mandiangan di kelas ringan (60kg) putra, Libertus Gha di kelas welter ringan (64 kg) putra, Aldryani Beatrichx Suguro di kelas terbang (48-51 kg) putri dan Novizar Maulina di kelas ringan (57-60 kg) putri.
Baca: Indonesia Juara Umum Test Event Asian Games 2018
Menurut Adi, tidak adanya satupun petinju Indonesia yang memperoleh medali emas walau sebagai tuan rumah dan lawan yang dihadapi tidak sebanyak negara dalam Asian Games 2018 mendatang, karena kurangnya jam terbang mereka dan lawan sparing yang "langka".
"Selama ini memang kita latihan sparing sendiri. saya harap balik dari sini pas di pelatnas dan training camp nanti di Ukraina harus maksimal, kalo gak maksimal tak usah sparing, pulang saja... Memang sekarang harus tegas, biar pikiran sudah masuk pelatnas puas. Justru harusnya berpikir ini adalah kewajiban mereka untuk membanggakan negara," ucap Adi menambahkan.
Menurut Adi, mereka yang akan berangkat pemusatan latihan di Ukraina adalah mereka yang terbaik kombinasi di antara tim merah dan tim putih dan yang sudah pasti mewakili Indonesia di Asian Games 2018.
Tim yang akan berangkat ke Ukraina untuk persiapan Asian Games 2018, dipilih berdasarkan hasil evaluasi dari turnamen. Diketahui, setelah India Terbuka dan test event, tim tinju Pertina akan berangkat ke Prancis dan Republik Cek untuk mengikuti turnamen tinju sebagai bahan evaluasi tim pelatih.
ANTARA