TEMPO.CO, Jakarta - Pemusatan latihan nasional (pelatnas) karate untuk Asian Games 2018 sempat diterpa isu tak sedap. Pelatnas sempat terganggu karena mundurnya sejumlah atlet.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki) Lumban Sianipar memberikan klarifikasi terkait dengan persoalan ini. Ia membenarkan ada empat karateka peraih medali SEA Games 2017 yang mundur dari pelatnas pada 5 Januari 2018.
Keempat atlet itu di antaranya Srunita Sari Sukatendel (peraih medali emas SEA Games 2017 dari nomor kumite -50 kilogram putri), Cok Istri Agung Sanistyarani (emas SEA Games 2017 kumite -61 kg putri), Sisilia Agustiani Ora (perak kata perorangan putri), dan Ahmad Zigi Zaresta Yuda (perak kata perorangan putra).
Lumban menduga mereka mundur karena dipengaruhi pelatih lamanya, yang belakangan tidak masuk daftar pelatih Asian Games 2018. “Didoktrin itu, terlalu keras dipengaruhi,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Sebelumnya, pelatnas dipimpin pelatih jangka panjang karate Indonesia, Philip King Galedo. Ia memutuskan mundur dari jabatan itu dan jabatan sebagai anggota Bidang Kepelatihan PB Forki periode 2014-2018.
Lumban mengatakan, pada awalnya, empat karateka ingin dilatih pelatih lamanya itu. Namun PB, kata dia, Forki telah menunjuk pelatih lain untuk persiapan ke Kejuaraan World Premier League (WPL) dan Asian Games 2018, yakni Syamsuddin Barkhani. “Mereka tidak terima. Padahal kami sudah panggil pelatih yang terbaik,” ucapnya.
Selain itu, PB Forki menunjuk Syamsuddin sebagai pelatih kepala karate. “Kalau bukan dia yang terbaik, mengapa saya tunjuk dia untuk menjadi ketua tim pelatih di Ciloto? Dia mengkoordinir tujuh pelatih,” tutur Lumban,
Keempat karateka pelatnas untuk WPL 2018 Seri I (digelar di Paris, Prancis, 26-28 Januari 2018) akhirnya mundur. Pelatnas tersebut hanya diikuti tiga atlet, yaitu Dessyina Rakawuni Banurea (peraih perunggu +68 kg putri SEA Games 2017), Iwan Bidu Sirait (peraih medali emas -55 kg putra SEA Games 2017), dan Krisda Putri (peraih medali perak Premier League Dubai 2017).
Untuk persiapan WPL, Lumban mengatakan telah menunjuk pelatih wanita, Omita Olga Ompi. “Yang ditunjuk itu juga yang terbaik. Waktu menjadi atlet, prestasinya luar biasa,” katanya. Penunjukan pelatih wanita itu juga dilakukan karena ada lima atlet wanita yang saat itu akan dikirim ke Paris. “Jadi pantas tidak saya menempatkan pelatih wanita yang bagus? Buat tempat mereka berkeluh kesah juga di luar pertandingan. Sesama wanita kan kadang-kadang lebih terbuka,” ujarnya.
Selain empat karateka dan Philip King Galedo, pengunduran diri dilakukan tiga pelatih di pelatnas karate, yang telah membuahkan tiga buah medali emas dalam turnamen SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Limban menegaskan keempat karateka dan pelatih itu bukan kabur dari pelatnas. Mereka mundur atas kemauan sendiri. “Mengundurkan diri, ya, bukan dipecat,” ucapnya.