TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Pengurus Besar Persatuan Angkat Beban, Binaraga, dan Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Joko Pramono, mengatakan terdapat kemungkinan bahwa kelas 62 kg untuk cabang olahraga angkat besi bakal dipertandingkan di ajang Asian Games 2018 pada Agustus mendatang.
"Keputusan (kelas 62 kg akan dipertandingkan di Asian Games 2018) secara resmi belum ada, tapi sudah ada angin segar," kata Joko saat ditemui di Jakarta pada Jumat, 2 Maret 2018.
Joko mengatakan, angin segar itu muncul setelah Komite Olimpiade Asia (OCA) telah setuju untuk melanjutkan nomor cabang olahraga yang telah ditentukan oleh Coordination Committee Asian Games 2018. Di keputusan itu, nomor 62 kg untuk cabang olahraga angkat besi turut disertakan.
Sebelumnya, Federasi Angkat Besi Asia (AWF) telah mencoret kelas 62 kg untuk dapat dipertandingkan di ajang Asian Games 2018 pada 11 Februari silam. Alasannya, AWF menduga sering terjadi penyalahgunaan obat terlarang alias doping oleh para atlet yang bertanding di kelas tersebut.
Padahal, kata Joko, kelas 62 kg merupakan salah satu kelas yang paling sedikit memiliki kasus penyalahgunaan doping. "Ini kan membikin kaget kami semua, kenapa kelas 62 kg dihapus," ujarnya.
Joko menduga penghapusan nomor 62 kg terjadi karena adanya kesengajaan dari para negara anggota AWF. "Mereka sudah menganggap negara yang super power untuk cabang olahraga angkat besi adalah Indonesia," ujarnya.
Terlebih, saat AWF membuat keputusan untuk menghapuskan kelas 62 kg di Asian Games 2018, kata Joko, PB PABBSI sebagai perwakilan federasi angkat besi di Indonesia tidak diundang oleh pihak AWF. "Sebetulnya kalau ingin mengubah number of event internasional itu kan harus seluruh anggota federasi angkat besi diundang," kata Joko. "Ini enggak ada undangan."
Kelas 62 kg menjadi salah satu nomor unggulan bagi Indonesia untuk dapat mendulang medali melalui cabang olahraga angkat besi. Pasalnya, melalui nomor tersebut, Indonesia berhasil mendapatkan medali perak pada ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, melalui lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan.
JENNY WIRAHADI