TEMPO.CO, Jakarta - Dua unit papan panjat raksasa setinggi 15 meter terpasang di salah satu area Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Papan itu digunakan sebagai tempat berlatih 20 atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) panjat tebing Indonesia untuk Asian Games 2018.
Di bawahnya, sejumlah wanita berkerudung tampak bersiap memanjat papan, lengkap dengan tali tambang dan harness (peralatan panjat tebing) terpasang di pinggang. Begitu bel berbunyi, tiga atlet langsung adu cepat memanjat papan. Hanya dalam kisaran waktu 8 detik, tombol di puncak papan dapat dicapai para atlet wanita itu.
Aries Susanti Rahayu, 22 tahun, menjadi bagian dari atlet putri pelatnas itu. Bergabung dengan pelatnas panjat tebing sejak Juni 2017, Aries menjadi salah satu atlet andalan Indonesia dalam Asian Games 2018 pada Agustus mendatang.
Bagi Aries, bergabung dalam skuad Indonesia merupakan mimpi yang jadi kenyataan. Dikenalkan dengan dunia panjat tebing pada sekolah menengah pertama (SMP), atlet asal Grobogan, Jawa Tengah, itu awalnya tak menyangka dapat meraih prestasi mengkilap dari cabang olahraga ini.
"Awalnya, saya sejak SD (sekolah dasar) dilatih di atletik. Namun, saat kelas 2 SMP, guru olahraga saya mengajak saya mencoba panjat tebing. Kebetulan dia sedang cari atlet," kata Aries saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Maret 2018.
Dari beberapa murid yang diajak, hanya Aries yang mampu bertahan. Wanita yang masih tercatat sebagai mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang ini pun kemudian memutuskan melanjutkan kiprahnya di dunia memanjat. Apalagi, menurutnya, di cabang ini, ia memiliki peluang yang lebih besar untuk mengukir prestasi.
"Dulu di atletik saya paling jauh hanya bertahan di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tapi sejak masuk di panjat tebing, setelah setahun belajar, di Porda (Pekan Olahraga Daerah) Jawa Tengah pada 2009, saya bisa langsung dapat emas di nomor speed junior," ujarnya.
Pasca-prestasi pertamanya itu, Aries mendapat bonus dan dukungan yang cukup besar. Apalagi prestasinya itu ia nilai dapat memperluas jaringan pertemanannya. Minatnya pada dunia ini pun makin besar.
Orang tuanya pun mendukung sepenuhnya perubahan karier Aries. Sang ibu rutin menjemput anaknya latihan meski berjarak cukup jauh dari rumah. "Padahal dulu saya tak punya dasar apa-apa (di bidang panjat tebing). Hanya sering naik ke pohon-pohon saja," ucap Aries terkekeh.
Lewat panjat tebing, Aries rajin ikut dalam berbagai kejuaraan nasional. Hingga pada 2014, ia mengenal sosok Hendra Basri, pelatih panjat tebing asal Jakarta. Pertemuan mereka hanya sebentar. Dua tahun, kemudian mereka kembali bertemu dalam Pekan Olahraga Nasional di Bandung, Jawa Barat.
Aries mengatakan Hendra memberi pesan kepadanya agar terus berlatih. Jika mampu tampil stabil, Hendra mengatakan Aries berpeluang masuk pelatnas panjat tebing untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Namun belakangan diketahui cabang panjat tebing batal dipertandingkan dalam SEA Games karena dinilai terlalu didominasi Indonesia.
Meski batal dipertandingkan dalam SEA Games 2017, pelatnas panjat tebing tetap dilakukan sejak April 2017. Tak ada nama Aries dalam daftar nama atlet pelatnas saat itu. Namun, atas prestasinya di sejumlah kejuaraan nasional, Aries kemudian masuk lewat jalur promosi tiga bulan setelah pelatnas dimulai.
Masuk di skuad Indonesia, Aries akhirnya mendapat kesempatan dilatih langsung Hendra. Ia mengatakan Hendra adalah salah satu sosok yang banyak berpengaruh dalam kariernya sebagai pemanjat. Dalam sesi latihan pada Rabu, 28 Februari 2018, Hendra tampak selalu memotivasi tiap atletnya yang bersiap memanjat.
"Dia selalu mendorong saya untuk bisa berbuat lebih. Dia selalu bilang saya bisa jadi juara dunia, bisa memaksimalkan potensi saya. Dari situ, saya juga makin termotivasi," tutur Aries.
Hendra sendiri mengakui Aries sebagai salah satu tumpuan Indonesia untuk meraih medali di cabang panjat tebing dalam Asian Games 2018. Dari enam nomor yang dipertandingkan, Hendra mengatakan pemerintah menargetkan dua emas dari panjat tebing. Meski begitu, ia menyebut peluang medali Indonesia ada di empat nomor.
Salah satu nomor yang menjadi andalan Indonesia nanti adalah speed perorangan putri. Hal ini bukan tanpa dasar. Dari hasil Kejuaraan Asia pada September 2017 lalu, atlet putri Indonesia berhasil menyumbangkan dua emas dari nomor speed relay putri dan speed perorangan putri, yakni lewat atlet Puji Lestari.
Dalam kejuaraan dunia itu, Aries sendiri berhasil merebut medali perunggu setelah unggul dari rekan senegara, Santi Wellyanti, dalam perebutan urutan ketiga. Saat itu, ia membukukan waktu 9,10 detik untuk memanjat papan panjat setinggi 15 meter.
Optimisme Hendra terhadap para atlet putrinya makin besar setelah melihat progres latihan selama ini. Dalam salah satu sesi latihan, Aries bahkan mampu memecahkan rekor dunia, yang saat ini dipegang atlet Rusia dengan kecepatan 7,38 detik. Menurut Hendri, dalam sesi itu, Aries tercatat mampu menekan tombol di ujung atas papan hanya dengan waktu 6,96 detik.
Aries pun optimistis dapat menyumbang medali bagi Indonesia dalam Asian Games 2018 mendatang. Ia mengatakan, saat ini, latihan keras dan berdoa adalah bentuk usaha yang ia bisa lakukan. Ia pun berharap targetnya pada 2018 dapat terpenuhi. "Targetnya bisa naik podium di Asian Games bersama teman-teman lain. Dan kedua, semoga bisa pecahkan rekor di kejuaraan dunia dan jadi juara juga. Amin," tutur Aries.
Data Aries Rahayu
Nama: Aries Susanti Rahayu
Tempat lahir: Grobogan, Jawa Tengah
Tanggal Lahir: 22 Maret 1995
Nomor pertandingan: Speed climbing perorangan putri, speed climbing relay putri
Orang Tua: S. Sanjaya (Ayah) dan Maryati (Ibu)
Prestasi internasional:
Medali perak di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Xiamen - speed perorangan putri (2017)
Medali perunggu di Kejuaraan Asia di Iran - speed perorangan putri (2017)
Medali emas di Kejuaraan Asia di Iran - speed relay putri (2017)
EGI ADYATAMA