Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Dana pemutusan pelatihan nasional (pelatnas) bagi cabang olahraga yang berlaga di Asian Games 2018 sudah hampir selesai disalurkan. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menjamin tak akan ada masalah untuk menurunkan dana tersebut, yang langsung diberikan ke tiap cabang.
Dari total dana Rp 610 miliar yang dialokasikan untuk bantuan cabang olahraga, Imam mengatakan pencairan dana telah mencapai 96 persen. "Kalau dulunya ada keterlambatan (pencairan dan), sekarang soal akomodasi, uang saku, peralatan, sampai pemenuhan try out itu sudah terpenuhi semua," kata Imam.
Hal ini disampaikan Imam saat berkunjung ke Kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, Rabu, 4 April 2018. Ia datang bersama sejumlah jajaran eselon satu, mulai dari Deputi 1 Asrorun Niam, hingga Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Mulyana. Rombongan Kemenpora diterima Direktur Utama PT Tempo Inti Media, Thoriq Hadad.
Imam mengatakan sejak keluarnya Peraturan Presiden nomor 95 tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON), banyak perubahan signifikan terjadi. Terobosan utama pasca Perpres adalah membubarkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), yang biasanya menjadi jembatan antara Kemenpora dengan cabang olahraga.
Birokrasi pencairan dana bagi tiap cabang yang sebelumnya harus melewati Satlak Prima, dipangkas. Kemenpora saat ini dapat menyalurkan bantuan langsung ke tiap cabang. Namun Imam mengakui hal ini pun menjadi tantangan baru bagi Kemenpora dan tiap cabang.
Pasalnya, tiap Federasi Olahraga diharuskan mengurus secara mandiri gelontoran dana tersebut. "Tiap cabor (cabang olahraga) ini harus mengikuti betul tata kelola keuangan yang benar, sesuai prinsip-prinsip keuangan. Hal ini baru bagi tiap cabor," kata Imam.
Deputi 4 Kemenpora Mulyana mengatakan langkah ini memang agak rawan akan aktivitas penyelewengan ataupun administrasi keuangan yang buruk. Tak semua cabor biasa membuat perencanaan anggaran detail soal rencana aktifitas pelatnas mereka. Fungsi ini dulunya dilakukan oleh Satlak Prima.
Karena itu, Mulyana mengatakan sejak awal Kemenpora telah memberikan sosialisasi dan bimbingan pembuatan petunuk teknis (juknis) bagi tiap cabor. Untuk memastikan tak ada penyelewengan dana, Mulyana Kemenpora tak sendirian untuk mengawasi pengelolaan dana tiap cabang.
"Karena itu, BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pengawas Keuangan), dan Kejaksaan Agung akan mengawal door to door terhadap induk cabang olahraga," kata Mulyana.
Dari total dana Rp 610 miliar yang disalurkan, Mulyana mengatakan hanya tiga cabang olahraga yang belum mendapatkan dana Pelatnas. Ketiga cabang itu adalah Hoki, Sambo, dan Trialthon. Untuk Sambo, masalah sempat muncul karena belum adanya akta pendirian Federasinya. Masalah yang sama muncul di cabang Trialthon, yang hanya memiliki 4 hingga 5 orang pengurus. Meski begitu, Mulyana mengatakan saat ini kedua cabang telah masuk ke proses pencairan dana.
Sedangkan bagi Hoki, dana terhambat karena adanya dualisme kepengurusan di dalam internal induk cabang olahraga. "Di dalam juknis tidak boleh ada dualisme. Selain itu harus memiliki NPWP dan akta pendirian (Federasi)," kata Mulyana.
Langkah mempertemukan dua kubu telah diambil Kemenpora. Namun masih belum ada hasil yang signifikan. Meski begitu, Pelatnas Hoki ia sebut telah rutin berlatih di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Untuk cabang lain, Mulyana mengatakan tak ada permasalahan dalam penyaluran dana. Sejak proposal diajukan tiap induk pada awal tahun 2018 lalu, dana telah mulai dicairkan sejak Februari. Tak semua jumlah dana yang diajukan diterima oleh Kemenpora. Mulyana pernah mengatakan jika seluruh proposal diterima, maka dana yang tersedia tidak akan cukup.
Karena itu, Kemenpora sempat membuat tim verifikasi untuk mendata ulang tiap proposal itu. Tak semua cabang menerima jumlah dana yang akhirnya disepakati tim verifikasi. Beberapa di antaranya sempat mengajukan protes dan meminta tambahan dana. Namun sepanjang perjalanannya, tiap cabang pun akhirnya menerima.
Dengan berbagai masalah ini, Imam menegaskan tiap cabang telah memulai program Pelatnasnya. Ia pun masih optimistis target pemerintah agar Indonesia masuk di sepuluh besar Asian Games 2018 dapat terwujud.
EGI ADYATAMA
Iklan