Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Longsor di daerah Gunung Mas, Puncak, Bogor, pada bulan Februari 2018 lalu berdampak langsung pada pemusatan latihan nasional (pelatnas) cabang olahraga Paralayang Asian Games 2018. Pasalnya, longsor mengakibatkan akses jalan menuju lokasi take off atlet nyaris terputus.
Jalur yang biasanya bisa dilalui kendaraan roda empat, terputus separuhnya. Alhasil, hanya kendaraan roda dua yang dapat melintas longsor sepanjang 20 meter itu. Meski begitu, hal ini tak memutus semangat para atlet untuk tetap berlatih.
"Kalau pengen terbang, mereka melakukan apapun. Ada pula (atlet) yang memilih jalan kaki sejauh 500 meter (ke lokasi take off)," kata Tagor Siagian, Juru Bicara Federasi Aero Sport Indonesia, saat dihubungi Tempo, Jumat, 6 April 2018.
Sebelum longsor, Tagor mengatakan para atlet biasanya menyewa angkot untuk membawa mereka dari lokasi pendaratan ke lokasi take off di puncak Gunung Mas. Namun sejak longsor, angkot hanya dapat membawa mereka hingga gerbang saja. Mereka kemudian harus menyewa ojeg sekitar lokasi, untuk membawa mereka ke lokasi take off.
"Kalau naik ojek itu, sehari anak-anak bisa lima kali terbang. Dikali lima saja itu sekali naik ojek Rp 20 ribu. Itu baru satu orang. Padahal atlet itu ada sekitar 18 orang," kata Tagor.
Ia pun mengatakan telah melaporkan masalah ini kepada Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Eris Herryanto, beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Tagor mengatakan Eris akan berkoordinasi dengan Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membenahi jalan yang rusak karena longsor.
Cabang olahraga Paralayang merupakan salah satu cabang baru yang akan dipertandingkan di Asian Games 2018. Cabang ini pula menjadi salah satu andalan Indonesia untuk mendulang medali.
EGI ADYATAMA
Iklan
