TEMPO.CO, Jakarta - Pemusatan latihan nasional (pelatnas) cabang olahraga paralayang untuk Asian Games 2018 akan segera kedatangan sejumlah perlengkapan terbang baru. Perlengkapan berupa parasut dan global positioning system (GPS) yang akan dikenakan para atlet saat bertanding nanti.
"Kami sudah memesan alat untuk terbang. Ada 36 parasut, 18 untuk nomor pertandingan accuracy (ketepatan mendarat) dan 18 untuk cross country (lintas alam). Masing-masing atlet mendapat dua parasut, untuk dua nomor," kata kepala pelatih paralayang Indonesia, Gendon Subandono, saat ditemui di lokasi pelatnas di Gunung Kapur, Cianjur, Jawa Barat, Kamis, 12 April 2018.
Saat ini, kebanyakan parasut 18 atlet pelatnas dibuat pada periode 2012-2014. Itu pun parasut yang digunakan disiapkan masing-masing atlet. Ada yang memang dimiliki pribadi, ada pula yang mendapat pinjaman dari daerah.
Demi meningkatkan performa atlet di Asian Games 2018, parasut sebagai alat utama para pilot, dipesan. Pemesanan, kata Gendon, dibuat pada Februari 2018 menggunakan dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Namun para atlet kemungkinan masih cukup lama menerima parasut baru mereka. Gendon mengatakan kemungkinan parasut baru tiba di Indonesia pada Juni mendatang, atau hanya berjarak dua bulan dari pelaksanaan Asian Games 2018 pada Agustus.
"Memang mepet. Tapi kan ini soalnya dibikin. Kalau raket dan semacamnya kan tinggal beli. Kalau parasut itu dibikin, sesuai kebutuhan atlet masing-masing," kata Gendon.
Salah satu atlet paralayang Asian Games 2018 Indonesia, Rika Wijayanti, juga mengatakan hal ini cukup mengganggunya. Saat ini Rika menggunakan parasut merek SkyWalk yang dipinjamkan KONI Kota Batu. Parasut itu mengantarkannya menjadi juara dunia di nomor ketepatan mendarat pada tahun lalu.
"Biasanya adaptasi dengan parasut baru itu sekitar enam bulan sampai setahun. Tapi, ya, kita akan coba maksimalkan saja," kata Rika.
EGI ADYATAMA