TEMPO.CO, Solo - Presiden National Paralympic Committee (NPC) Sanny Marbun tidak memasang target yang muluk-muluk untuk pencapaian prestasi atlet-atlet asuhannya di
Asian Para Games 2018 di Jakarta pada 6-13 Oktober 2018.
"Bisa dapat 17 medali emas itu sudah bagus banget. Ini perkiraan kita saja. Susahnya dalam olahraga itu karena Tuhan yang menentukan (hasil akhir pertandingan)," kata Sanny saat ditemui
Tempo di Hotel Lor In Solo, Kabupaten Karanganyar, Jumat, 25 Mei 2018.
Target itu jauh di bawah harapan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang ingin Indonesia Raya bisa berkumandang 50 kali di sepanjang gelaran Asian Para Games nanti. "Artinya mesti bisa menyabet 50 medali emas. Target kita bisa tembus tujuh besar," kata Imam di sela kegiatan buka bersama atlet Asian Para Games di Lor In Hotel Solo, Kabupaten Karanganyar, pada Jumat, 25 Mei 2018.
Menurut Sanny, posisi Indonesia sebagai tuan rumah tidak akan memberikan banyak keuntungan dalam ajang olahraga dua tahunan tingkat Asia untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik (difabel) itu. "Lawan berat pasti Cina. Setelah itu Korea. Yang dari Egypt dan negara-negara pecahan Rusia itu juga gila, manusia setengah dewa semua itu," kata Sanny.
Sanny mengatakan, kontingen atlet dari Cina memiliki prestasi yang unggul dan merata di hampir seluruh cabang olahraga. "Semuanya berat, dari atletik sampai angkat berat. Tenis lapangan dan tenis mejanya apa lagi," kata Sanny sambil menggelengkan kepala.
Tingginya jam terbang para atlet dari negara lain, terutama China, secara langsung telah mengasah mental juara mereka meski bertanding di cuaca yang berbeda dan di bawah tekanan suporter tuan rumah. "Cuaca nggak terlalu berpengaruh. Meski di China lebih sering dingin dan di sini panas ekstrim, kalau jago ya jago aja deh," kata Sanny.
Namun, Sanny tetap optimistis atlet-atlet Indonesia akan berjuang maksimal untuk mencuri poin dari Cina. Beberapa cabang olahraga unggulan Indonesia di antaranya seperti angkat berat, bulu tangkis, tenis meja, dan atletik seperti balap kursi roda dan lain-lain.
"Kemarin balap kursi roda bisa dapat satu medali emas di Cina (saat Grand Prix Paralimpiade Atletik Dunia di Beijing pada 7 - 15 Mei). Itu luar biasa lho, nggak main-main," kata Sanny.
Peraih medali emas itu adalah Zainal Arifin. "Saya main di dua nomor kelas T 54. Di nomor 100 meter saya dapat perak, di nomor 200 meter saya dapat emas," kata Zainal.
DINDA LEO LISTY