TEMPO.CO, Yogyakarta - Api untuk obor Asian Games 2018 sempat tertahan di bandara New Delhi, India, karena otoritas bandara berpegang pada aturan bahwa api dilarang dibawa dalam pesawat terbang.
"Saat pulang ada sedikit kendala di bandara karena membawa api. Tapi akhirnya diperbolehkan," kata Susy Susanti, mantan atlet bulu tangkis yang juga Torch Ambasador Asian Games 2018, di Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Yogyakarta, Selasa, 17 Juli 2018.
Lewat negosiasi dan perizinan yang makan waktu, akhirnya api bisa diterbangkan dan sampai di Yogyakarta Sabtu pagi. Api itu dibawa dengan menggunakan lentera khusus yang memakai gas. Lentera itu memiliki berukuran tinggi sekitar 30 sentimeter berwarna keemasan dan kaca tahan panas.
Api dibawa menggunakan pesawat terbang Boeing 737 500 milik TNI Angkatan Udara. Api itu diambil dari India karena Asian Games pertama kali dilakukan di negara itu pada 1951.
Baca: Inilah Para Pesaing Lalu Muhammad Zohri di Asian Games 2018
Proses pengambilan api itu dimulai pada Sabtu, 14 Juli 2018 dari Jakarta. Sesampai di India, ada beberapa prosesi, dan dibawa ke kantor Kedutaan Besar Indonesia di New Delhi. Setelah itu diterbangkan selama 11 jam menuju Indonesia.
“Memang harus bertahan, (apinya) tidak boleh mati. Jadi suatu kebanggaan bisa dipercaya mengambil api," kata Susy.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Yuyu Sutisna menyatakan, pada saat pihak keamanan bandar udara di India memang sempat menanyakan api itu karena prosedurnya. Sebab, otoritas bandar udara mengutamakan keselamatan dan keamanan. “Kita tahu api tidak boleh masuk pesawat," kata dia.
Akhirnya pihak petugas bandara memperbolehkan rombongan yang dipimpin Marsekal Pertama Ekodono itu membawa api dalam lentera.
Api tetap stabil di dalam lentera. Sekali isi gas dalam lentera khusus itu bisa bertahan selama sepuluh jam. “Dijamin, api itu asli dari India,” kata Yuyu meyakinkan.
Lentera khusus berwarna keemasan itu bertuliskan Asian Games 2018. Di atasnya ada logo Asian Games. Di bawahnya ada tulisan kota penyelenggaraan yaitu Jakarta dan Palembang. Di sisi lainnya ada tulisan yang sama tapi tidak ada logonya. Kaca tahan panas ada di bawah penutup lentera di bawah tulisan itu. Kaca mengelilingi badan lentera.
MUH SYAIFULLAH