TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) tak akan memberikan beban berat kepada sprinter muda Lalu Muhammad Zohri di nomor lari 100 meter dalam kompetisi Asian Games 2018. Meskipun menjadi juara dunia junior, catatan pelari asal Lombok itu masih jauh di bawah sprinter senior dari negara lain yang akan berlaga dalam kompetisi tersebut.
"Harap diingat, di Asian Games nanti, dia akan bertemu atlet senior yang lebih berpengalaman. Cina dan Qatar sudah lari di bawah 10 detik sehingga (Zohri) enggak dibebani target untuk mengalahkan atlet seperti itu," kata Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung saat menyambut Zohri di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin.
Menurut Tigor, Zohri akan melanjutkan latihan di pemusatan latihan nasional atletik untuk menghadapi Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. Pelari berusia 18 tahun itu akan diturunkan di beberapa nomor perlombaan dalam Asian Games 2018, di antaranya di nomor 100 meter putra dan estafet 4 x 100 meter.
Tigor mengatakan peluang terbaik Zohri untuk meraih medali dalam Asian Games justru berada di nomor estafet 4 x 100 meter. Di nomor tersebut, Zohri akan bergabung bersama sejumlah pelari senior.
"Dia akan turun di estafet juga, di mana menurut analisis kami lebih berpeluang meraih medali," ujar Tigor.
Saat menjuarai Kejuaraan Dunia Atletik Junior, Lalu Muhammad Zohri mencatatkan waktu 10,18 detik. Ia unggul atas pesaingnya asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz, yang lebih dijagokan. Catatan waktu tersebut merupakan rekor nasional di kelas junior. Meskipun demikian, catatan waktu ini juga nyaris menyamai rekor nasional di nomor yang sama, yang saat ini dipegang Suryo Agung, yakni 10,17 detik, pada SEA Games 2009 lalu.