TEMPO.CO, Yogyakarta - Kirab Obor Asian Games 2018 sudah dimulai di Yogyakarta dengan mengelilingi kota sejauh 11,5 kilometer, Kamis, 19 Juli 2018.
Api obor dari New Delhi, India, yang sudah disatukan dengan api abadi Mrapen, Jawa Tengah, berangkat dari Pagelaran Keraton Yogya menuju titik akhir Tugu Yogya sebelum akhirnya dibawa ke Solo Jawa Tengah.
Di Pagelaran Keraton prosesi penghantaran api obor dilakukan dengan amat khidmat.
Sebelum api obor dibawa keluar dari Keraton untuk berkeliling, Tari Krido Jatiroso menyambutnya dengan gerakan penari penuh semangat . Tarian ini merupakan kombinasi dari berbagai tari lokal asak DIY seperti Angguk asal Kabupaten Kulonprogo, Jathilan asal Sleman, Reog Kota Yogya, Tayub dari Gunungkidul,dan Tari Montro dari Bantul.
Tari kreasi yang dipersembahkan oleh Dinas Kebudayaan DIY itu sebagai simbol persatuan dan semangat agar momen Asian Games dapat berjalan aman penuh rasa persatuan dan para atlit Indonesia mengharumkan nama bangsa.
Seusai api obor sampai ke Tugu Yogya yang menjadi lokasi akhir pemberhentian api di Yogya, sejumlah tarian lokal juga menyambutnya. Mulai dari tari Rampak Buta sampai tari Rinjing Manis yang dimainkan oleh para anak anak.
Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta Sekjen Inasgoc Eris Heriyanto menjadi perwakilan yang melepas api obor itu untuk dibawa lari 40 an peserta secara bergantian ke titik penghentian akhir. Sementara Walikota Yogya Haryadi Suyuti dan Wakil Walikota Heru Poerwadi menjadi penerima api obor di Tugu sebelum dibawa ke Solo.
Sekjen Inasgoc, Eris Heriyanto, menuturkan sebulan lagi, sejak api obor ini dikirab ke 54 kota Indonesia, perhelatan Asian Games 2018 yang diikuti 45 negara dan 40 cabang olaharaga itu akan dimulai. "Semoga dengan dimulainya torch relay sampai selesainya Asian Games ini, niat baik kita mendapat ridho dari Allah," ujar Eris.
PRIBADI WICAKSONO