TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyatakan momentum Asian Games 2018 seharusnya bisa menjadi ajang pemersatu berbagai pihak. Hal ini ia nyatakan pada acara ngobrol @tempo di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, pada 26 Juli 2018.
Sandi mengungkapkan itu menanggapi berbagai suara sumbang yang beredar di tengah persiapan Asian Games. Ia antara lain menyebut contoh suara miring yang muncul soal inisiatif warga memasang bendera berbagai negara dengan menggunakan bambu dan kotornya Kali Sentiong.
"Kan warga sudah keluar duit beli cat, beli kuas sendiri. Ada yang pasang bendera untuk mempercantik kotanya, ya okelah," kata Sandi menanggapi polemik pemasangan bendera negara peserta Asian Games yang menggunakan bambu. Ia menambahkan bahwa itu murni inisiatif warga dan uangnya tidak termasuk dalam anggaran pemerintah dalam Asian Games.
Sementara itu soal masalah kotornya Kali Sentiong sehingga menyebabkan bau, Sandi menyatakan sudah mengusahakan berbagai cara sampai yang terakhir menutupnya menggunakan jaring. Ia juga menolak sebutan "Kali Item" yang menurutnya menjadi semacam doa yang buruk.
Dalam diskusi ngobrol @tempo tersebut Sandi juga membeberkan adanya potensi perputaran uang sebesar Rp 45 triliun di Jakarta. Tapi, menurut dia, dari perputaran uang itu diperkirakan Rp 2,5 triliun menjadi keuntungan yang dapat diraih. Jumlah itu dinilainya sudah cukup memuaskan.
Selain uang yang berharga Sandi juga menegaskan momentum Asian Games merupakan ajang prestise Indonesia di mata internasional. Ia meminta agar tidak ada lagi keributan terlebih untuk menyerang pihak lain. "Jangan sampai Asian Games itu dipakai untuk saling menjatuhkan. Asian Games ini milik kita bersama dan ini wajah Indonesia yang kita pertaruhkan. Bukan hanya Pak Erick Tohir, Pak Jokowi, atau Pak Anies, tapi kita semua," kata Sandiaga Uno.
Asian Games 2018 akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September.
ERVIRDI RAHMAT