TEMPO.CO, Jakarta - Atlet anggar Muhammad Zulfikar menghadapi episode yang cukup berat saat menjalani pemusatan latihan nasional Asian Games 2018. Ia sempat tak bisa menunggui kelahiran kelahiran buah hatinya.
Anak pertama Zulkarnain dari perkawinan dengan Yusa Has Juliana lahir pada 19 Juli lalu. Ia tak bisa menunggu kelahiran putra yang diberi nama Muhammad Zhafran Albattar itu. Soalnya ia masih berada di Wuxi, Cina, untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Anggar 2018.
Ua baru bisa menjenguk putrinya usai kepulangannya dari kejuaraan dunia di Cina. "Saya meminta waktu libur dua hari kepada manajer dan pelatih untuk pulang dulu ke Bengkalis. Saya ingin menengok anak saya yang baru lahir, baru bergabung lagi sama rekan pelatnas di Samarinda," kata Zulfikar di GOR Anggar Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa.
Ia menyatakan, berseragam "Merah Putih" menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Karena itu atlet kelahiran Bengkalis, Riau, 16 Februari 1991, itu rela mengesampingkan urusan pribadinya demi timnas.
"Ini debut pertama kalinya saya masuk timnas di ajang Asian Games 2018, tentunya kesempatan ini akan saya gunakan sebaik- baiknya untuk mengejar prestasi terbaik," kata putra sulung pasangan Sumarno (alm) dan ibu Yuliarni.
Zulfikar menyadari bahwa bersaing di Asian Games bukan hal yang mudah, karena sejumlah atlet papan atas dunia ikut berkiprah. Namun, ia tetap mempunyai motivasi dan tekad yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi bangsa dan negara, sekaligus berharap bisa menyumbangkan medali untuk kontingen Indonesia.
"Target pribadi saya ingin bisa menembus peringkat empat besar. Saya paham ini bukan hal yang mudah, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraihnya," urai Zulfikar.
Ia berharap pengorbanannya selama lima bulan menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Samarinda, Kalimantan Timur, bisa membuahkan hasil berupa medali di Asian Games 2018.
Karier Zulfikar di cabang olahraga anggar dimulai pada tahun 2007, bermula dari tawaran salah satu guru olahraga di sekolahnya untuk bermain anggar. "Saya mulai senang dengan anggar, karena banyak pergi ke luar daerah untuk bertanding," katanya.
Meskipun sudah berlatih serius dan sering mengikuti sejumlah kejuaran nasional, Zulfikar mengakui prestasinya belum bisa maksimal. Ia baru merasakan gelar juara saat berlaga di PON 2016 di Jawa Barat dengan merebut medali emas anggar nomar degen putra Sedangkan pada PON 2012 di Riau ia meraih medali perunggu.