TEMPO.CO, Jakarta - Chistopher Rungkat atau akrab disapa Christo bisa dibilang sebagai salah satu petenis terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Salah satu andalan tim tenis Asian Games 2018 Indonesia ini, telah meraih berbagai prestasi. Ia mengaku perjalanan kariernya itu tidak terlepas dari dukungan keluarga.
Baca juga: Asian Games 2018: Christopher/Aldila Diharapkan Rebut Emas Tenis
Peran dari sang Ibu, diakui Christo sebagai salah satu yang penting dalam perjalanan kariernya. Ibunya, Elfia Mirlianti, merupakan petenis Indonesia era 1980-an yang pertama kali memperkenalkan Christo kepada tenis. Christo tercatat sudah mengenal tenis sejak usia empat tahun.
"Saya sih dulu awal enggak cuma tenis doang. Ada beberapa olahraga lain yang saya suka. Cuma karena mama saya eks pemain tenis 80an, walaupun beliau udah berhenti, tapi masih sering main dengan komunitas-komunitasnya terus dulu saya sering diajak juga setiap akhir pekan main sama teman-temannya" kata Christo kepada Tempo.
"Terus lama-lama semakin sering saya main tenis saya semakin suka dan sejak kecil bisa dibilang saya cukup ada bakatnya di tenis."
Selain tenis Christo mengaku juga pernah menekuni olahraga lain seperti golf, sepak bola, dan sempat mengikuti klub bisbol di sekolahnya. Tetapi tenis yang akhirnya ia jalani secara profesional sampai saat ini.
Christo mengaku mulai memfokuskan diri ke olahraga tenis sejak berusia 10 tahun. Sampai pada akhirnya ia terjun ke karier profesionalnya pada 2007 saat ia berusia 17 tahun.
Selain belajar dan mengenal tenis dari keluarganya, Christo juga mengagumi beberapa petenis. Salah satu yang paling Christo suka sejak kecil adalah petenis asal Amerika Serikat, Andre Agassi.
Agassi yang pensiun pada 2006, dikenal sebagai mantan pemain tenis nomor 1 di dunia, juara delapan Grand Slam. Ia juga menjadi salah satu dari lima pemain yang telah memenangkan keempat seri Grand Slam; Australian Open, French Open, Wimbledon, dan US Open.
Selain Andre Agassi, Christo juga mengaku mengidolakan petenis asal Swiss, Roger Federer dan petenis legendaris Indonesia, Yustedjo Tarik. Christo menilai keduanya punya karakter yang ia suka saat berada di lapangan.
"Federer sendiri karena talentanya yang luar biasa dan cara dia bermain sangat effortles menurut saya. Terus juga saya melihat bagaimana dia menjalankan kehidupan sosialnya. Dia juga punya foundation, dia sering juga aktif di kegiatan-kegiatan sosial."
Baca juga: Asian Games 2018: Christopher/Aldila Diharapkan Rebut Emas Tenis
Seperti Federer, Christo kini juga terinspirasi mendirikan yayasan sosial Christopher Benjamin Rungkat Foundation atau CBR Foundation yang berfokus di pembinaan pemain muda usia 8-12 tahun.
Suka Yustedjo Tarik karena sering melihat penampilan pemain legendaris Indonesia ini.
"Kalau Yustedjo Tarik sih emang waktu kecil saya sering liat dia main. Waktu itu dia main di pertandingan-pertandingan nasional. Saya suka dengan karakter dia yang cukup fenomenal dan cukup keras," katanya.
Yustedjo Tarik dikenal sebagai petenis yang atraktif dan kontroversial. Ia dikenang sebagai orang yang cukup keras karena sering membanting raketnya ketika kesal karena ada yang mengganggu konsentrasi bermainnya.
Di samping sisi kontroversialnya, Yustedjo pernah mempersembahkan dua medali emas Asian Games untuk Indonesia. Pertama pada Asian Games 1978 di Thailand pada nomor ganda putra dan emas kedua ia raih di nomor tunggal putra pada Asian Games 1982 di India.
Sebagaimana idolanya, Christopher Rungkat tentu berharap bisa mengikuti jejak Yustedjo dengan meraih emas di Asian Games. Pencapaian Christo sejauh ini terbilang lumayan gemilang dengan meraih 4 emas, 4 perak, dan 3 perunggu pada ajang SEA Games. Ia mengincar satu medali pada Asian Games 2018 mendatang untuk melengkapi koleksi medalinya.
ERVIRDI RAHMAT