TEMPO.CO, Bogor – Cabang olahraga Paralayang telah menetapkan para atletnya yang dipastikan akan bertanding dalam gelaran Asian Games 2018. Total ada delapan atlet, terdiri dari tiga putri dan lima putra, yang akan bersaing dengan para atlet dari 17 negara lain.
Baca: Rika Wijayanti, Juara Dunia Paralayang Andalan Asian Games 2018
Para atlet yang sudah ditempa sejak Januari 2017 itu adalah:
1. Ike Ayu Wulandari (23 tahun) dari Jawa Timur.
2. Rika Wijayanti (24) dari Jawa Timur
3. Lis Andriana (35) dari Kalimantan Timur
4. Aris Afriansyah (24) dari Banten
5. Hening Paradigma (32) dari Jawa Tengah
6. Roni Pratama (22) dari Jawa Timur
7. Joni Efendi (28) dari Jawa Timur
8. Jafro Megawanto (22) dari Jawa Timur.
Pelatih Kepala Pelatnas Paralayang Indonesia, Gendon Subandono, mengatakan, delapan atlet itu dipilih dari 18 atlet nasional yang awalnya ikut pelatnas. alumni generasi emas timnas SEA Games 2011 yang memborong 10 dari 12 medali emas. tak masuk dalam tim. Mereka adalah Milawati Sirin (Juara Dunia Seri PGAWC 2011), Thomas Widyananto (peraih empat medali emas saat itu), dan Juara Dunia Kelas Umum Seri PGAWC 2017, Kol. dr. Elisa Manueke tidak termasuk diantaranya.
Baca: 5 cabang olah raga unik yang dilombakan perdana di Asian Games 2018
Menurut dia, perkembangan selama Pelatnas, sangat menentukan pemilihan tim nasional. "Jadi bukan hanya berdasarkan prestasi mereka di Seri PGAWC 2017 dan 2018, Seri Piala Dunia Lintas Alam Februari lalu di Bright, Australia, Piala Asia II Lintas Alam 2017 dan Kejurnas Manado Juni lalu,” kata Gendon.
Dari deretan atlet yang terpilih ada yang sduah masuk dalam peringkat Asia-Oceania yakni pada Nomor Ketepatan Mendarat Ike Ayu Wulandari, Rika Wijayanti, dan Lis Andriana masuk dalam urutan ke sepuluh dari 270 pilot putri seluruh dunia. Sedangkan, Roni Pratama, Jafro Megawanto, Hening Paradigma, Aris Afriansyah dan Joni Efendi juga masuk urutan 10 besar dari 2140 pilot Putri dan Putri seluruh dunia.
Baca: Asian Games 2018: Paralayang Optimistis Raih Lebih dari 2 Emas
Untuk Nomor Lintas Alam (XC/Cross Country), atlet paralayang Indonesia baik putra maupun putri belum ada yang masuk dalam 10 besar pilot paralayang seluruh dunia. “Namun kita tetap berupaya semaksimal mungkin, untuk alat yang digunakan untuk lintas alam adalah yang Top rangking, selain itu, kita dari nomor lain, yakni 4 medali di nomor akurasi kita akan berupaya,” kata Gendon.
Sebelumnya,, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, berharap lebih dari 2 medali emas bisa disumbangkan melalui cabang olahraga paralayang. Mengingat pencapaian di pada Seri Para Gliding Accuracy World Cup 2017 (PGAWC 2017), Indonesia memborong gelar Juara Dunia semua kelas; Putri, Umum, dan Beregu.
Wakil Ketua Bidang III Humas PB Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia, Tagor Siagian mengatakan, Paralayang akan memperebutkan 6 medali emas, perak, dan perunggu untuk 3 nomor lomba yakni Ketepatan Mendarat/KTM Perorangan Putri dan Putra, Ketepatan Mendarat/KTM Beregu Putri dan Putra, dan Lintas Alam (XC/Cross Country) Beregu Putri dan Putra.
Baca: Inilah 14 Cabang Andalan Indonesia Meraih Emas Asian Games 2018
“Belum diputuskan Panitia Pelaksana Cabor Paralayang, apakah yang akan dilombakan nomor Lintas Alam Terbuka (Open Distance Cross Country/XC) atau Lintas Alam Terbatas (Race To Goal/RTG),” kata Tagor melalui keterangan resmi yang diterima oleh Tempo, Rabu 15 Agustus 2018.
Tagor mengatakan, nanti para atlet Indonesia akan bertarung dengan ke-17 negara peserta yang sudah resmi terdaftar yakni Afghanistan, Cina, Cina Taipei, Hong Kong, , Iran, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Qatar, Singapura, Thailand, dan Arab Saudi. “Totalnya ada 104 pilot dengan rincian 29 pilot putri dan 75 pilot putri,” kata Tagor.
Baca: Jafro Megawanto, Dulu Para Boy Kini Atlet Andalan Asian Games
Menurut Tagor, sistem lomba di setiap nomor paralayang adalah kompetisi penuh. Tidak ada semifinal dan final. Sehingga, jumlah nilai yang diperoleh setiap pilot dari seluruh ronde penerbangan (sortie), akan menentukan peraihan medali. “Mengingat Paralayang adalah olahraga alam yang sangat bergantung kondisi cuaca dan angin, maka minimal 1 ronde/satu kali penerbangan bagi tiap pilot, sudah dinyatakan sah untuk menentukan peraihan medali baik di nomor KTM maupun XC,” kata Tagor.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA