Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asian Games 2018: Aspar Jaelolo Dilarang Ibunya Jadi Tentara

image-gnews
Atlet panjat tebing putra Indonesia, Aspar Jaelolo. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Atlet panjat tebing putra Indonesia, Aspar Jaelolo. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Iklan

TEMPO.CO, Palembang – Atlet Panjat Tebing Indonesia, Aspar Jaelolo menjadi pusat perhatian setelah meraih medali perunggu di Jakabaring, Palembang, Kamis 23 Agustus 2018.

Saat akan mengibarkan bendera bagi pemenang, dia didekati dua orang berambut cepak. Dua orang itu terus saja memepeti Aspar, bahkan beberapa orang di sekitar Aspar terpental karena kedua orang berbadan tegap itu terus memburu atlet berambuk Mohawk berwarna merah putih itu.

“Mas foto selfie dulu,” kata dua tentara itu tersenyum.

Aspar tertawa dan langsung merangkul dua tentara muda yang bertugas sebagai penggerek bendera pemenang itu.

“Saya ini juga tentara kalau dulu menerima tawaran dari Pangdam Siliwangi,” ujar atlet 30 tahun itu sambil lalu. Setelah itu, dua tentara kembali masuk barisannya dengan cepat sebagai penggerek bendera. Mereka tak mengenalkan nama.

Usut punya usut, atlet kelahiran Sulawesi tengah, 24 januari 1988 itu menceritakan tahun 2006 lalu dia memang ditawari Pangdam Siliwangi untuk menjadi tentara.

Tawaran itu diberikan setelah dia memenangkan lomba panjat tebing yang diadakan oleh Komando Daerah Militer III/Siliwangi.

“Saat itu saya ingin menerima tawaran itu, senang sekali jadi tentara,” kata aspar menceritakan kepada Tempo, Kamis 23 Agustus 2018.

Sayangnya, saat dia menceritakan kabar baik itu kepada kedua orang tuanya, yakni Gamar dan Jaelolo, malah ditolak untuk bergabung. Dia sempat terpukul dan kecewa. Menurutnya, orang tuanya saat itu berpikir tentara itu selalu bertugas di luar kota dan jarang pulang.

“Ibu saya takut kalau anaknya pergi jauh terus,” ujarnya sambil tertawa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia tertawa karena menjadi atlet pemanjat tebing pun tetap saja jarang pulang karena ikut pelatnas atau berkompetisi.

"Tapi saya mendengar nasihat orang tua saya, saya membulatkan tekad menolak tawaran yang saya impikan itu,” lanjutnya.

Raja panjat tebing Indonesia itu mengambil pelajaran dari kepatuhannya dengan keputusan orang tua, barangkali menurutnya, bila saat itu dia menerima tawaran tentara, dia tak bermain di Asian Games 2018, dan tidak meraih perunggu.

Pada cabang panjat tebing, atlet yang dijuluki Babon ini pun sangat berprestasi, dia pada PORPROV Sulteng 2010, meraih medali emas dari nomor men speed classic.

Tahun 2012, dia meraih peringkat 19 nomor men speed word record ifsc world championship paris, francis. Di tahun sama, aspar meraih perunggu nomor men speed world record asia cup di Chengdu, cina.

Begitu juga tahun 2013, dia mendapat medali perunggu pada nomor Men Speed World Record Asia Championship, di Tehran, Iran. Medali emas Men National Speed Classic Championship Mega Open Climbing Competition, Jakarta 2013. Medali perak Speed Record Relay Team Kejurnas FPTI, Semarang, Jawa Tengah, dan Medali emas Men Speed Classic Kejurnas FPTI Semarang, Jawa Tengah.

Tahun selanjutnya, Aspar Medali emas KIA World Extreme Climbing Championship, Tiongkok, Mei 2014.

Sedangkan tahun kemarin, Aspar Jaelolo meraih Medali perak IFSC Climbing World Cup, Wujiang, Tiongkok, 2017 dan Medali perak IFSC Climbing World Cup, Xiamen, Tiongkok, 2017

AHMAD SUPARDI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


FPTI Kawal Progres Latihan Atlet Panjat Tebing yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024

16 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewiatlet panjat tebing. Instagram
FPTI Kawal Progres Latihan Atlet Panjat Tebing yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024

FPTI menerapkan teknologi perekaman untuk mengawal progres latihan atlet panjat tebing yang lolos Olimpiade Paris 2024.


2 Sudah Lolos, FPTI Targetkan 4 Atlet Panjat Tebing Lain Bisa Raih Tiket Olimpiade 2024

19 hari lalu

Atlet panjat tebing nomor speed Indonesia saat berlatih. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
2 Sudah Lolos, FPTI Targetkan 4 Atlet Panjat Tebing Lain Bisa Raih Tiket Olimpiade 2024

FPTI memproyeksikan sebanyak enam atlet panjat tebing Indonesia akan lolos untuk ikut berkompetisi dalam ajang Olimpiade 2024 Paris


Wawancara Desak Made Rita Kusuma Dewi: Mimpi Saya Ingin di Podium Satu Olimpiade Paris 2024

37 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewiatlet panjat tebing. Instagram
Wawancara Desak Made Rita Kusuma Dewi: Mimpi Saya Ingin di Podium Satu Olimpiade Paris 2024

Desak Made Rita Kusuma Dewi menuturkan bagaimana dia awal mula mengenal panjat tebing hingga persiapannya menuju Olimpiade Paris 2024.


Desak Made Rita Kusuma Dewi Wakili Indonesia di Olimpiade Paris 2024: Ini Mimpi yang Jadi Kenyataan

46 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewiatlet panjat tebing. Instagram
Desak Made Rita Kusuma Dewi Wakili Indonesia di Olimpiade Paris 2024: Ini Mimpi yang Jadi Kenyataan

Desak Made Rita Kusuma Dewi mengakui tampil di Olimpiade Paris 2024 menjadi salah satu pencapaian terbesarnya.


Cerita Desak Made Rita Kusuma Dewi Sempat Dilarang Orang Tua Jadi Atlet Panjat Tebing

46 hari lalu

Desak Made Rita Kusuma Dewiatlet panjat tebing. Instagram
Cerita Desak Made Rita Kusuma Dewi Sempat Dilarang Orang Tua Jadi Atlet Panjat Tebing

Desak Made Rita Kusuma Dewi mengatakan raihan prestasi dalam berbagai ajang yang diikuti menjadi cara untuk meyakinkan kedua orang tuanya.


Desak Made Rita Kusuma Dewi Ingin Raih Catatan Waktu Kurang Dari 6 Detik di Olimpiade 2024

47 hari lalu

Atlet panjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi saat ditemui di Training Base Hotel Santika Premier Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Randy
Desak Made Rita Kusuma Dewi Ingin Raih Catatan Waktu Kurang Dari 6 Detik di Olimpiade 2024

Catatan terbaik Desak Made Rita Kusuma Dewi saat latihan terakhir berada di angka 6,52 detik dan dia ingin bisa lebih cepat di Olimpiade 2024.


Sudah Lolos, Rahmat Adi Mulyono Berani Pasang Target Medali Emas di Olimpiade 2024

57 hari lalu

Atlet panjat tebing nomor speed putra Indonesia, Rahmat Adi Mulyono. (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Sudah Lolos, Rahmat Adi Mulyono Berani Pasang Target Medali Emas di Olimpiade 2024

Atlet panjat tebing nomor speed putra Rahmat Adi Mulyono menargetkan meraih medali emas di Olimpiade 2024.


Federasi Panjat Tebing Indonesia Targetkan 2 Medali Emas di Olimpiade 2024

17 Februari 2024

Ilustrasi panjat tebing. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Federasi Panjat Tebing Indonesia Targetkan 2 Medali Emas di Olimpiade 2024

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menyatakan membidik dua medali emas Olimpiade 2024 Paris dari nomor speed putra dan putri.


Kaleidoskop 2023: Indonesia Sukses Jadi Tuan Rumah 6 Ajang Olahraga Dunia

30 Desember 2023

Jerman berhasil menjadi juara Piala Dunia U-17 2023 setelah pada babak final mengalahkan Prancis melalui adu penalti dengan skor 4-3.
Kaleidoskop 2023: Indonesia Sukses Jadi Tuan Rumah 6 Ajang Olahraga Dunia

Kiprah Indonesia sebagai tuan rumah event-event olahraga bertaraf internasionalmewarnai kaleidoskop 2023.


Kaleidoskop Olahraga November 2023: Sukses Megawati Hangestri, Gregoria Juara, Desak Made Masuk BBC 100 Women 2023

29 Desember 2023

Pemain voli putri Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, kembali merebut gelar pemain terbaik atau MVP Liga Voli Korea usai membantu timnya Daejeon CheongKwanJang Red Sparks menang  atas Incheon Heungkuk Life Pink Spiders dengan pertandingan 5 set 3-2 (25-22, 25-7, 18-16). Instagram
Kaleidoskop Olahraga November 2023: Sukses Megawati Hangestri, Gregoria Juara, Desak Made Masuk BBC 100 Women 2023

Kaleidoskop olahraga diwarnai cerita sukses 3 perempuan atlet Indonesia. Bagaimana cerita Megawati Hangestri, Gregoria Mariska, dan Desak Made?