TEMPO.CO, Jakarta - Atlet lari Indonesia Odekta Elvina Naibaho sempat tak berdaya ketika melewati finis nomor 5000 meter putri. "Saya enggak bisa rasain, karena enggak bisa dengar ini pusing (pandangan), sudah gelap, goyang," katanya seusai pertandingan final lari 5000 meter putri di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa, 28 Agustus 2018.
Odekta tak mampu mendapatkan medali. Ia berada di peringkat 12 dengan catatan waktu 17 menit, 20,90 detik. Namun menurut dia pencapaian waktu tersebut lebih memuaskan dari catatan terbaik yang pernah ia torehkan, yakni 17 menit, 51 detik.
"Untuk ke depan mungkin target bisa di atas itu, enggak mau di zona aman, mau lebih," tuturnya.
Di nomor itu, emas diraih atlet asal Bahrain, Kalkidan Befkadu, dengan catatan waktu 15 menit, 08.08 detik. Medali perak diraih atlet Kirgizstan, Daria Maslova, catatan waktu 15 menit, 30,57 detik. Untuk medali perunggu didapatkan oleh atlet Bahrain, Bontu Rebitu dengan catatan waktu 15 menit 36,78 detik.
Menurut Odekta perjuangan tidak mudah. Ia harus mengalahkan rasa tegang. "Oh ini ternyata, saya sudah bersama mereka (pelari). Saya dengan orang-orang (pelari) yang pengalaman luar biasa, ini pertama kali," katanya.
Baca Juga:
Ihwal tersebut yang membuat dirinya agak kesulitan mengatur kecepatan berlari. "Tidak bisa mengontrol lagi karena terbawa arus, langkah orang (pelari)," ujarnya.
Menurut pelatih atletik cabang lari Wita Witarsa, Odekta mampu menampilkan yang terbaik. "Saya targetnya dia (Odekta) 17, 30, tapi dia bisa 17,20,9, jadi sebenarnya jauh lebih baik," katanya.
Adapun ketika Odekta sempat tak berdaya saat melintasi finis karena banyak menguras energi. "Semua energi digunakan ke kaki sehingga ini (kepala) kekurangan oksigen," ujar Wita. Ihwal tersebut, kata dia, karena dalam sisa 1000 meter terakhir kecepatan Odekta lebih meningkat.
BRAM SETIAWAN