TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari terakhir penyelenggaraan Asian Games 2018, Sabtu, 1 September, 40 medali emas dari 18 cabang olahraga akan diperebutkan. Indonesia berpeluang meraih emas sekaligus menebus kegagalan dalam dua hari sebelumnya.
Pada Kamis dan Jumat, kontingen Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas. Pada Kamis, hanya satu perak dari atletik nomor 4 x 100 meter estafet putra dan satu perunggu dari kano ganda putri jarak 500 meter yang berhasil diraih. Sedangkan Jumat kemarin, tiga medali perunggu berhasil direbut, dua dari cabang tinju dan satu dari cabang sepak takraw nomor kuadran putri.
Hari ini, peruntungan tim Merah Putih bisa lebih baik. Ada peluang meraih emas di cabang sepak takraw, bridge, kano/kayak, dan soft tennis.
Indonesia masih memiliki peluang meraih medali emas terakhir dari cabang sepak takraw nomor kuadran putra. Kuartet pemain Merah Putih, yang mengalahkan Singapura dengan skor 21-8, 21-18 pada babak semifinal, akan menghadapi Jepang dalam perebutan medali emas di Ranau Hall, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Jepang melangkah ke partai puncak setelah menghentikan Vietnam juga dengan dua set langsung 21-17, 21-15. "Sesuai prediksi, kami bisa lolos ke final. Harapannya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," kata pelatih tim sepak takraw, Arsy Syam.
Nomor kuadran menjadi kesempatan bagi tim sepak takraw untuk mempersembahkan medali emas setelah pada nomor lain hanya meraih perak dan perunggu.
Selain sepak takraw, kontingen tuan rumah berkesempatan menambah perbendaharaan medali dari cabang olahraga bridge yang menyediakan tiga keping emas dari nomor pasangan putra, putri, dan campuran.
Selain itu, peluang masih terbuka di cabang soft tennis nomor beregu putra dan putri. Tim putra Indonesia lebih dulu harus bisa melewati hadangan Mongolia untuk perebutan tiket semifinal pada pertandingan pagi, sementara tim putri menantang Cina pada babak perempat final.
Pelatih tim soft tennis putri, Gularso Muljadi, mengatakan peluang anak asuhnya melaju lebih jauh masih fifty-fifty mengingat persaingan dan lawan yang dihadapi cukup kuat. "Untuk memperbesar peluang itu, kami akan coba pasang Voni Darlina sebagai pemain tunggal. Karena saya lihat lebih cocok mainnya untuk melawan tunggal Cina dan sudah dicoba juga ketika lawan Pakistan," ujarnya.
Adapun pelatih tim soft tennis putra, Ferly Montolalu Qamariah, menyebutkan peluang memenangi pertandingan melawan Mongolia sangat terbuka. Namun Elbert Sie dan kawan-kawan jangan sampai menganggap remeh lawan. "Pemain tunggal Mongolia yang kami waspadai dan sekarang kami fokus pada pemulihan kondisi para pemain yang akan main panjang dari perempat final," ucap Ferly.
Tim soft tennis Indonesia hampir saja meraih medali emas dari nomor tunggal putra ketika Elbert Sie masuk final. Namun dalam laga penentuan mantan petenis nasional itu kalah 2-4 dari wakil Korea Selatan, Kim Jin-woong.
Selain nomor-nomor yang diikuti Indonesia, hari terakhir ini akan menampilkan final cabang-cabang permainan. Dalam final sepak bola putra, juara bertahan Korea Selatan, yang diperkuat empat pemain Piala Dunia 2018, akan ditantang Jepang di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat.
Hari ini juga akan tersaji final bola voli putra dan putri. Final bola voli putri akan mempertemukan unggulan teratas Cina dengan wakil Asia Tenggara, Thailand. Sedangkan di bagian putra, Korea Selatan saling berhadapan dengan tim kuat Iran.
Di final bisbol putra, juara bertahan Korea Selatan kembali ditantang Jepang. Kedua tim dengan tradisi olahraga bisbol yang sangat kuat itu sebelumnya sudah bertemu di super round (babak menuju perebutan medali), dan laga itu dimenangi Korea Selatan dengan skor 5-1.
Dari arena bola basket, Cina berpeluang menyandingkan medali emas Asian Games 2018 setelah tim putra dan putrinya berlaga di final. Pada final putra, Cina berhadapan dengan Iran, sedangkan tim putri Cina menghadapi Korea Bersatu.
Sehari menjelang penutupan, Indonesia sudah dipastikan finis di urutan keempat Asian Games 2018. Hingga Sabtu pagi, Indonesia mengumpulkan 30 emas, 23 perak, dan 40 perak, unggul jauh dari Iran (19 emas, 19 perak, 20 perunggu) di urutan kelima. Di atas Indonesia, ada Cina, yang dipastikan jadi juara umum (118 emas), Jepang (69 emas), dan Korea Selatan (43 emas).