TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) memberikan pelatihan selama empat hari bagi sekitar 7.500 volunteer atau sukarelawan. Materi yang diberikan berkisar seputar komunikasi dan interaksi kepada atlet dan ofisial peserta Asian Para Games (APG) 2018.
Wakil Direktur Hukum dan Sumber Daya Manusia INAPGOC, Rezza Dwi Brammadita, menyatakan pelatihan kali ini berbeda dengan Asian Games 2018 lalu. "Ini pelatihan umum bagaimana berinteraksi dengan para penyandang disabilitas. Pelatihan ini berbeda dengan pelatihan Asian Games, sebab selain pelatihan umum ada yang khusus, seperti kepribadian dan pemahaman tentang tiket elektronik," kata dia di sela pelatihan sukarelawan di Universitas Nasional Jakarta, Senin.
Baca: Koordinator Volunteer Asian Para Games Diberi Pelatihan Khusus
Rezza mengatakan para sukarelawan itu terbagi dalam 40 kelas yang masing-masing berisi 30-50 orang. Pelatihan dilaksanakan sejak Senin (17 September) hingga Kamis (20 September). "Pelatihan secara khusus pada masing-masing divisi akan berlangsung pada 21-26 September di Jakarta," ujarnya.
Pelatihan interaksi kepada para penyandang disabilitas itu, menurut Rezza, tidak memerlukan peralatan khusus dan hanya menekankan pada sikap dan mekanisme interaksi dengan difabel.
"Para sukarelawan tidak boleh merasa kasihan dan tiba-tiba mendorong pengguna kursi roda. Sebenarnya, mereka mampu mandiri. Kami mengajarkan komunikasinya dengan bertanya lebih dulu, mereka butuh dibantu atau tidak," katanya.
Baca: Asian Games Berakhir, 2500 Relawan di Palembang Tidak Dibubarkan
Pelatihan bagi sukarelawan Asian Para Games itu juga melibatkan puluhan orang pelatih dari berbagai komunitas difabel di Indonesia. "Mereka mendapatkan materi pelatihan bagaimana cara berinteraksi dengan disabilitas. Pelatihan itu diberikan langsung oleh pelatih disabilitas, seperti tuna rungu, tuna netra, serta tuna daksa," katanya.