TEMPO.CO, Jakarta - Ketua National Paralympic Committee (NPC) Senny Marbun minta maaf atas tidak tampilnya pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah dalam gelaran Asian Para Games 2018. Senny mengakui peristiwa tersebut merupakan kesalahan pihak NPC.
Baca: Asian Para Games: Tim Renang Estafet Indonesia Gagal Bertanding
"NPC sangat malu dan tidak mengharapkan ini terjadi. Saya akui NPC bersalah karena ini keteledoran kami juga," ujar Senny, dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Agustus 2018.
Baca: Asian Para Games: Ogah Lepas Jilbab, Miftahul Terdiskualifikasi
Miftahul batal bertanding di Asian Para Games 2018 setelah menolak untuk melepas hijab saat masuk matras. Dia pun didiskualifikasi oleh wasit. Miftahul dijadwalkan bertanding di JIExpo Kemayoran, pukul 10.18 WIB di nomor -52 kg kategori low vision. Miftahul harus menghadapi atlet asal Mongolia, Oyun Gantulga. Namun, menjelang dimulainya pertandingan, Miftahul Jannah dilarang tampil menggunakan hijab.
Larangan wasit itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam pertandingan judo. Alasan keselamatan yang mengharuskan setiap atlet judo bertanding tanpa penutup kepala akhirnya membuat Miftahul Jannah batal bertanding di Asian Para Games 2018.
"Regulasinya jelas. Setiap atlet tidak boleh memakai pelindung atau atribun kepala apapun. Ini aturan sudah lama, bukan baru. Kita harus menghormati regulasi tersebut,” kata Senny.
Menurut Senny, regulasi itu bersifat global. Tidak hanya berlaku pada Asian Para Games 2018, tapi juga event internasional lainnya. "Jadi begini, judo itu sangat dekat satu sama lain. Apalagi, ini kategori blind. Nah, dikhawatirkan saat pergerakan dapat menyebabkan pejudo tercekik lehernya. Keselamatan jadi faktor utama federasi judo internasional dalam membuat regulasi tersebut," jelas Senny.
Meski begitu, Senny akan melakukan evaluasi supaya insiden tersebut tidak terulang. Selain judo, ada cabang olahraga renang yang memang tidak membolehkan atribut di kepala.
Direktur Sport Inapgoc Fanny Irawan mengatakan polemik ini telah selesai. Semua pihak menyadari kesalahannya. "Saya salut dengan NPC yang mengakui keteledorannya dalam memahami regulasi. Pemimpin seperti Senny Marbun ini patut dijadikan tauladan. Jadi semua telah clear. Mari kita terus memberi semangata kepada para atlet kita," kata Fanny.
Baca: Klasemen Medali Asian Para Games: Cina Perkasa, Indonesia Kelima
Sementara Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Mulyana juga menghimbau persoalan ini tidak perlu diperdebatkan. "Jangan sampai mempengaruhi semangat dan fokus atlet. Ketidakpahaman regulasi ini jadi pelajaran berharga buat kita semua," kata Mulyana.