TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengatakan pencapaian atlet Indonesia di Asian Para Games 2018 saat ini tidak lepas dari dukungan non-teknis. Salah satu contohnya adalah tim psikolog yang selalu siaga mendampingi para atlet penyandang disabilitas.
Baca: Presiden Jokowi Hadiri Final Angkat Berat Asian Para Games 2018
Pada hari kelima, tim Indonesia meraih 11 medali emas, 13 perak, dan 15 perunggu. Secara keseluruhan, mereka sudah 23 emas, 29 perak, dan 34 perunggu. Indonesia untuk sementara berada di peringkat keenam pengumpulan medali.
Baca: Asian Para Games 2018: Catur Borong 6 Medali Emas
"Tim psikolog itu disiapkan Chef de Mission setiap saat. 24 jam kecuali tidur. Tidur pun didampingi sampai merem betul," ujar Imam saat ditemui wartawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada saat hendak menyaksikan kompetisi cabang olahraga atletik, Rabu 10 Oktober 2018.
Imam mengatakan tak bisa dipungkiri bahwa pendekatan pada atlet penyandang disabilitas memerlukan cara khusus. Pendekatan ini, Imam melanjutkan, meliputi pemberian stimultan, dan cara komunikasi yang dapat membuat para atlet rileks.
Adapun porsi tim psikolog ini berbeda di setiap cabang olahraga. Menyesuaikan dengan besarnya jumlah atlet di cabor itu.
Ide ini menurut Imam merupakan ide yang diinisiasi oleh Chef de Mission, Arminsyah, dan ia dukung penuh. Ia pun mengaku senang melihat hasil usaha bersama ini. Mengacu pada pengalamannya, Imam mengatakan banyak kasus atlet yang gagal dalam pertandingan karena hal-hal di luar hal teknis gagal dideteksi sejak awal.
Baca: Asian Para Games: Di Hadapan Jokowi, Nurtani Purba Sabet Perak
Imam mengatakan akan terus memperkuat tim psikolog ini untuk menghadapi gelaran multicabang serupa. "Nah menurut saya ini menjadi satu pengalaman, sehingga ke depan ada multievent, Asian Games, dan Olimpiade, maka itu (hal non-teknis) akan diperkuat," ujar Imam.
FIKRI ARIGI