TEMPO.CO, Jakarta - Kabar mengejutkan muncul dari cabang angkat besi di Asian Games 2018. Nomor pertandingan 62 kilogram dinyatakan dihapus dari kelas yang akan dipertandingkan di turnamen multi-event empat tahunan itu.
Kabar ini dipastikan setelah muncul surat keputusan dari Asian Weightlifting Federation (AWF) pada 11 Februari lalu. "Atas nama Asian Weightlifting Federation, saya ingin memberitahukan keputusan AWF technical committee dan anggota eksekutif AWF menghapus kelas 62 kilogram di Asian Games ke-18," tulis surat itu.
Surat keputusan itu ditandatangani Presiden AWF Mohamed Yousef Almana dan Sekretaris Jenderal AWF Boossaba Yodbangtoey.
Keputusan ini menjadi kabar buruk bagi Indonesia. Pasalnya, salah satu lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, turun di kelas 62 kilogram. Di nomor tersebut Eko meraih medali perak di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Alamsyah Wijaya mengatakan akan segera memprotes keputusan tersebut. "Kita minta KOI (Komite Olimpiade Indonesia) bicara dengan OCA (Komite Olimpiade Asia) supaya kelas ini bisa dipertandingkan di Asian Games," kata Alamsyah saat dikonfirmasi, Kamis, 22 Februari 2018.
Alamsyah mengatakan keputusan ini jelas merugikan Indonesia. Apalagi cabang angkat besi merupakan salah satu cabang yang diprioritaskan mendapat medali emas. Nomor 62 kilogram pun menjadi salah satu nomor andalan Indonesia.
Meski begitu, Alamsyah mengatakan keputusan ini tidak membuat Eko Yuli pasti absen di Asian Games 2018 pada Agustus. "Kemungkinan terburuk, kita akan naikkan (Eko Yuli bertanding) ke 69 kilogram," katanya.
Alamsyah mengatakan keputusan tersebut tak mempengaruhi target medali bagi cabang angkat besi di Asian Games 2018. "Targetnya tetap tak berubah, satu emas."