TEMPO.CO, Jakarta - Nurul Akmal menjadi salah satu lifter Indonesia yang berhasil meraih medali emas saat test event Asian Games 2018, pada Februari, untuk kelas putri +75 kg.
Nurul mengalahkan lawan satu-satunya, wakil dari Malaysia, Siti Aisyah Rosli, dengan jumlah total angkatan 250 kilogram. Saat dimintai tanggapan mengenai keberhasilannya, lifter asal Aceh ini mengatakan hal itu mungkin adalah rezekinya.
Nurul berujar saat test event Asian Games 2018 itu tidak banyak negara yang menurunkan atletnya. Lawannya saat itu hanya satu lifter dari Malaysia. "Kelas atas tidak ramai yang ikut dari negara-negara lain," ujar Nurul di Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.
Pada 12 Februari 2018 itu, Nurul mendapat kado ulang tahun yang ke-24 berupa medali emas kelas +75 kg putri test event Asian Games 2018 di JIE Expo Kemayoran, Jakarta. Ia mencapai total angkatan 250 kg, dengan rincian snatch 108 kg dan cleand and jerk 142 kg.
Angkatan total Nurul di tes event Asian Games 2018 itu melebihi total angkatannya ketika tampil pada Islamic Solidarity Games 2017 di Baku, Azerbaijan, yaitu 230 kg.
Namun, Nurul menganggap atmosfer pertandingan saat test event dengan Asian Games 2018 nanti tidak sebanding dan tidak bisa disamakan. "Asian Games ada target tersendiri. Sedangkan waktu test event itu cuma untuk tes penyelenggaraan, tes tempat saja," kata Nurul.
Nurul mengatakan, test event itu terutama untuk panitia. "Kami cuma mengikut saja." Untuk target Asian Games, Nurul hanya bisa menjawab, "Kalau pribadi, target yang terbaik. Saat test event belum sampai target di Asian Games."
Selain target yang berbeda saat test event, Nurul berujar bahwa lawan yang akan dihadapi saat Asian Games lebih berat. "Kemarin test event cuma Malaysia. Kalau nanti, Asian Games, ada Korea Utara yang terberat dan Thailand juga."
Sebelumnya, Manajer Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Dirja Wihardja, mengatakan atlet-atlet muda memang dipersiapkan bukan hanya untuk Asian Games, tapi untuk Olimpiade juga.
Adapun Nurul memang sudah pernah mengatakan kepada media bahwa targetnya adalah bisa tampil di Olimpiade.
Nurul mulai mencuat pada Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 di Jawa Barat. Ia mempersembahkan medali emas di kelas +75 kg pada PON dua tahun lalu itu untuk Kontingen Daerah Istimewa Aceh.
Wanita kelahiran Aceh Utara pada 12 Februari 1994 ini mengawali kariernya di olahraga angka besi sejak 2009 ketika masih belajar di kelas 1 Sekolah Menengah Atas Negeri Banda Aceh. Ayah dan ibunya, Hasballah dan Nurmala Dewi, bukan berasal dari atlet, tapi mendukung kariernya.
Lifter putri yang memiliki tinggi 165 centimeter ini kuliah di jurusan Olahraga Universitas Abulyatama. Ia pertama kali tampil pada kejuaraan nasional provinsi dan meraih 4 emas dan 3 perak.
Pada Pekan Olahraga Daerah Bireun 2010, Nurul meraih 6 emas dan 1 perak. Ia pun meraih 3 perunggu dalam kejurnas yang berlangsung di Yogjakarta pada tahun yang sama. Pada Pekan Olahraga Nasional 2012, Nurul Akmal meraih urutan keempat sebelum meningkatkan prestasinya pada PON 2016.
JENNY WIRAHADI