TEMPO.CO, Yogyakarta - Berkat prestasi di kejuaraan dunia panjat tebing yang digelar di Rusia dan Cina Mei 2018 lalu, Indonesia kini berada di papan atas kategori nomor speed tingkat dunia.
Lantas bagaimana peta persaingan saat Asian Games 2018 mendatang? “Berkaca dari kejuaraan dunia Rusia dan Cina kemarin, kami perkirakan peta persaingan itu tak banyak berubah saat Asian Games nanti,” ujar Pelatih kepala tim nasional panjat tebing Indonesia, Caly Setiawan 24 Mei 2018.
Caly menuturkan pesaing terberat Indonesia tetap atlet asal Cina dan Iran. Khususnya untuk nomor speed baik kelompok tunggal putra maupun putri. Nomor speed menjadi satu nomor yang paling difokuskan Indonesia untuk mendulang emas saat Asian Games.
“Kemarin (atlet dari negara) Kazakhstan untuk tunggal putra juga menonjol, mereka berhasil masuk 16 besar meski akhirnya tersisih atlet kita,” ujar Caly.
Selain Kazakshtan, Indonesia juga amat mewaspadai kebangkitan Singapura dalam nomor speed ini. Sebab para atlet Singapura dalam kejuaraan di Rusia dan Cina juga mulai menunjukkan performa terbaik dalam nomor itu.
Atlet tunggal putri di nomor speed Asian Games, Caly menuturkan, salah satu yang diandalkan masih Aries Susanti Rahayu. Aries baru saja menyabet emas di kejuaraan dunia di Chongqing Cina Mei 2018 lalu.
Caly menambahkan, Cina secara performa saat di Rusia dan Cina sangat membayangi Indonesia baik di nomor speed putra dan putrinya. Sedangkan Iran sangat kuat untuk nomor tunggal putra yang masih dipegang sang juara dunia Reza Alipourshena.
Untuk nomor bouldering dan lead, Caly menuturkan Indonesia mewaspadai langganan juara dunia, yakni Jepang dan Korea .
“Untuk nomor bouldering dan lead Asian Games kami turunkan atlet-atlet yang kemarin menang di kejuaraan di Filipina,” ujarnya.
Dalam ajang Zero Gravity Bouldering Competition 2018, di Bonifacio High Street, Filipina, 19-20 Mei 2018, dari empat atlet panjat tebing Indonesia yang dikirimkan, tiga orang berhasil meraih medali. Berupa dua emas dan satu perak.
Medali emas disumbangkan Seto di nomor men’s open competition dan Widia Fujiyanti di women’s open competition. Sedangkan Medali perak disumbangkan Ndona Nasugian di women’s open dengan dua top dan dua zone. Sementara, pemanjat keempat kita Kiromal Katibin berada di urutan keempat untuk men’s open setelah Seto.
PRIBADI WICAKSONO