TEMPO.CO, Jakarta - Persaingan Indonesia untuk mendapatkan medali pada cabang olahraga tenis di ajang Asian Games 2018 tetap dinilai berat, meskipun beberapa pesaing kemungkinan tidak ikut serta. Hal itu terjadi karena Asian Games berbenturan dengan turnamen tenis US Open.
Asian Games 2018 berlangsung pada 18 Agustus sampai 2 September sementara itu turnamen tenis US Open akan berlangsung pada 27 Agustus sampai 9 September. Beberapa petenis top asia sempat mengorbankan diri untuk tidak tampil mewakili negaranya di pentas Asia demi ikut US Open. Salah satunya, seperti dilansir dari Times of India, adalah Rohan Bopanna dari India yang sudah absen dalam dua turnamen Asian Games sebelumnya.
Namun, tim Indonesia dalam cabang olahraga tenis tidak bisa menganggap remeh kekuatan lawan-lawannya. Hal ini disampaikan oleh ketua Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia atau PP PELTI, Rildo Ananda Anwar pada Kamis, 19 Juli 2018 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.
"Pesaing utamanya ada Cina dan Korea, mereka semua berada di rangking atas dunia. Tapi yang datang ke sini itu mereka atau bukan?" ujar Rildo.
"Kalaupun mereka yang rangking utama itu main di US Open, second layernya tetap hebat-hebat."
Pandangan senada diungkapkan oleh petenis Justin Barki yang juga rencananya akan tampil di Asian Games.
"Cina pasti berat, Taiwan, begitu juga Thailand, mereka punya si kembar Sanchai-Sonchat, dan India juga semua gandanya bagus," sebut Justin.
Dalam Asian Games 2018 Indonesia menargetkan bisa masuk 10 besar Asia. Untuk itu diperlukan sebanyak 20 medali emas atau lebih. Selama penyelenggaraan Asian Games, Indonesia paling banyak meraih 11 emas tepatnya pada 1962 . Saat itu Indonesia juga menjadi tuan rumah Asian Games. Dari cabang tenis, Indonesia menargetkan satu medali emas.
Pertandingan pertama cabang olahraga tenis Asian Games 2018 akan dimulai pada 19 Agustus 2018 di JSC Tennis Court, Jakabaring, Palembang.
ERVIRDI RAHMAT