TEMPO.CO, Jakarta - Dalam usia 28 tahun, petenis Christopher Rungkat seperti berpacu dengan waktu. Sebelum pensiun ia bertekad mengejar mimpi-mimpi dan mewujudkan target yang belum tergapai dalam kariernya, termasuk medali medali Asian Games.
Petenis yang biasa disapa Christo menjadi atlet putra andalan tenis Indonesia. Tapi, kiprahnya seperti mentok di level Asia Tenggara. Pada SEA Games 2011 Christo mempersembahkan tiga medali emas sekaligus untuk Indonesia dari nomor tunggal putra, ganda putra, dan beregu putra. Dalam ajang SEA Games 2017 lalu Christo meraih 2 medali dengan 1 emas di tunggal putra dan 1 perunggu di ganda campuran.
Ia pun penasaran untuk bisa berbicara di level lebih tinggi. "Yang pasti secara regional saya udah juara SEA Games dengan empat kali medali emas. Terus, saya inginnya sih Asian Games jadi target saya setelah SEA Games. Jadi kan ini zonanya lebih besar, jadi lebih berat. Saya benar-benar menargetkan Asian Games ini, apalagi kita main sebagai tuan rumah," ujar Christo kepada Tempo, Jumat, 3 Agustus 2018.
Demi hasil maksimal di Asian Games 2018, dalam beberapa bulan terakhir Christo sibuk dalam agenda tanding di berbagai negara. Ia tampil di Thailand, Cina, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, dan Korea Selatan. Dalam turnamen itu ia biasanya turun dalam nomor ganda putra. Raihan terbaiknya ialah menjadi juara di Challenger Busan, Korea Selatan, dan Challenger Dallas, Amerika Serikat.
Christo tengah berjuang keras untuk meraih medali pertamanya di ajang Asian Games. Pada Asian Games 2018 ia akan turun di dua nomern, yakni yakni ganda putra berpasangan dengan Justin Barki dan ganda campuran bersama Aldila Sutjiadi.
Selain masih memimpikan medali Asian Games, Christo juga masih memiliki target pribadi untuk kariernya. Ia ingin masuk jajaran top 50 petenis dunia. Berdasarkan daftar peringkat ATP per Juli 2018, Christo kini menduduki peringkat 108 ganda dunia dengan 729 poin.
Christo getol mengikuti berbagai kompetisi internasional untuk terus meningkatkan poin internasionalnya. Poin ini nantinya yang akan membawanya mewujudkan cita-citanya untuk berada di jajaran atas petenis dunia. Prestasi terbaik Christo sampai sejauh ini adalah ketika ia duduk di peringkat 96 dunia.
"Saya targetnya yang pasti masuk top 50 dunia karena sempat beberapa bulan lalu saya masuk top 100 dan terus keluar lagi," kata Christo
Selain soal peringkat, ia juga punya keinginan besar untuk lolos ke babak utama turnamen Grand Slam. Sebelumnya ia telah tiga kali gagal pada tahap penyisihan awal pada 2013, 2017, dan 2018. "Mudah-mudahan untuk tahun ini atau tahun depan saya bisa masuk top 50 dunia dan main semua all Grand Slam itu sih goal saya sampai saya pensiun," kata Christoher Rungkat.
Sejauh ini prestasi terbaik atlet Indonesia di ajang internasional itu diraih oleh Yayuk Basuki. Tercatat pada 1997 mampu mencapai babak perempat final Kejuaraan Wimbledon. Karena pencapaian itu, Yayuk berada dalam jajaran elit petenis dunia sekelas Gabriela Sabatini, Martina Hingis, Steffi Graf.
ERVIRDI RAHMAT