TEMPO.CO, Jakarta - Perlombaan cabang olahraga atletik pada Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 25 Agustus 2018, menggelar 10 nomor final, salah satunya nomor bergengsi lari jarak pendek 100 meter putra.
Pada nomor ini, tuan rumah Indonesia mengandalkan perburuan medali pada sosok Lalu Mohammad Zohri, sprinter yang beberapa waktu lalu mengejutkan publik Tanah Air dengan meraih medali emas pada kejuaraan dunia U-20 di Finlandia.
Kini berlomba di rumah sendiri, aksi Zohri ditunggu para pendukungnya untuk membuktikan kemampuan terbaiknya menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia, meskipun Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) tidak membebani target emas.
Justru Zohri, seperti yang dinyatakan Sekjen PB PASI Tigor Tanjung, diharapkan bisa membuat kejutan bersama rekan-rekannya saat berlomba di nomor 4X100 meter putra.
"Yang bersangkutan masih muda dan justru diharapkan untuk Olimpiade 2020 dan 2024. Kalau kita bebani target di Asian Games ini justru akan kontraproduktif," kata Tigor.
Namun sebelum bersaing dalam perebutan medali, Zohri masih harus melewati babak semifinal. Pada babak penyisihan yang berlangsung Sabtu (25/8) sore, Zohri mencapai garis finis dengan catatan waktu 10,27 detik.
Catatan waktu ini masih di bawah pencapaian terbaiknya saat menjadi juara dunia di Finlandia, yaitu 10,18 detik.
Pesaing terkuat nomor sprint datang dari atlet-atlet Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Selain Zohri, Indonesia juga masih memiliki Bobi Yaspi yang juga lolos semifinal.
Perlombaan atletik Asian Games baru memasuki hari kedua setelah menyelesaikan empat nomor final di hari pertama, tetapi wakil-wakil Indonesia gagal meraih medali. Agus Prayogo yang menjadi tumpuan pada nomor maraton justru gagal masuk finis, karena mengalami cedera saat perlombaan memasuki kilometer 25-30.