TEMPO.CO, Jakarta - Tim voli duduk putri Indonesia gagal meraih medali perunggu Asian Para Games 2018 setelah kalah oleh tim Jepang 3-1 pada pertandingan di Tennis Indoor, Komplek GBK, Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018.
Mereka sempat memimpin di set kedua, tetapi kembali dikalahkan pada set ketiga dan keempat. Pelatih tim voli putri, Taufik Ismail mengatakan hal ini terjadi akibat "Kepercayaan diri mereka tidak terlalu baik," kata dia.
Tim voli duduk putri, tertinggal 17-25 pada set pertama. Namun pada set kedua mental mereka kembali terpompa, dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Tak bertahan lama, kepercayaan diri mereka seketika runtuh saat Jepang menggempur mereka pada set ketiga dan keempat.
Mentalitas, menurut Taufik berperan besar dalam hal ini. Menurutnya mental juara dari timnya belum tertempa. Meskipun mengaku waktu latihan sudah cukup panjang, satu tahun, namun menurutnya timnya kurang berpengalaman dalam kompetisi partai besar sekaliber Asian Para Games.
"Mungkin harus sering mengadakan event-event seperti ini, agar bisa membangun mental para atlet dan masyarakat Indonesia penyandang disabilitas lain yang memiliki bakat bisa bergabung," kata Taufik, ketika ditemui seusai pertandingan.
Adapun ia mengatakan kelebihan tim Jepang dibanding Indonesia adalah kekompakan. Taufik menilai, Jepang dapat menjaga komunikasi antar rekan satu tim, meskipun dalam kondisi tertinggal. Meski begitu ia mengklaim teknik permainan tim Jepang dan Indonesia tidak jauh berbeda.
Untuk itu ia mengaku, selanjutnya akan memperkuat di bagian kekompakan tim. Taufik pun mengatakan akan menempa mental anak asuhnya, agar tidak hancur ketika musuh dalam posisi unggul.
"Skill masih setara lah sama Indonesia. Tapi kerjasama mereka itu beda sama kami, mereka teamworknya bagus."
FIKRI ARIGI