TEMPO.CO, Jakarta - Keberhasilan Indonesia menembus posisi lima besar pada Asian Para Games 2018 harus dijadikan momentum untuk mempertahankan dan meningkatkan kejayaan olahraga disabilitas nasional.
Untuk memenuhi harapan tersebut, National Paralympic Committee (NPC) Indonesia berharap ada Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) disabilitas yang didirikan di setiap provinsi guna menemukan bibit-bibit atlet potensial.
”Sejauh ini baru beberapa provinsi yang sudah siap menyelenggarakan PPLP untuk disabilitas. Jika PPLP ada di tiap provinsi, kita tidak akan susah cari atlet. Tinggal pertandingkan antar PPLP, kemudian atlet yang terpilih masuk Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di Surakarta. Kewajiban kita bersama untuk mewujudkan berdirinya PPLP demi kemajuan paralympic di Indonesia,” kata Presiden NPC Indonesia, Senny Marbun, Jumat 19 Oktober 2018.
Terkait keberhasilan di Asian Para Games 2018, menurut Senny, kuncinya didapat dari berbagai sinergi. Antara lain, pembinaan dan pemusatan latihan yang terukur, kelengkapan data atlet internal, dan kemampuan meneropong (sport intellegence) data atlet seluruh lawan tanding, serta dukungan pemerintah dan berbagai pihak.
”Sinergitas dalam proses pembinaan yang berkelanjutan ini harus terus dijalin, agar prestasi yang sudah diraih bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Apalagi dalam waktu dekat juga harus dimulai persiapan menghadapi Paralimpiade 2020,” ujar Senny lagi.
Ke depan, agar NPC sebagai lembaga olahraga prestasi bagi atlet penyandang disabilitas bisa menjaga dan meningkatkan prestasi, Senny Marbun berharap, NPC dapat disejajarkan dengan KONI.
Dalam arti, rutin mendapatkan bantuan dana APBN dari Kemenpora setiap tahun untuk mendukung pembiayaan bagi pembinaan dan peningkatan tenaga keolahragaan maupun pengelolaan NPC sebagai lembaga olahraga disabilitas yang membutuhkan dana cukup besar.
Dalam Asian Para Games 2018 yang berlangsung pada 6-13 Oktober di Jakarta, Indonesia mengoleksi 37 medali emas, 47 perak, dan 51 perunggu, dan berada di urutan kelima. Prestasi terbaik kontingen disabel Merah Putih sepanjang sejarah perhelatan APG.