TEMPO.CO, Yogyakarta - Agnes Natasya Wijaya,17 tahun, menjadi salah satu pembawa api obor Asian Games 2018 saat dibawa berkeliling Kota Yogya, Kamis 19 Juli 2018.
Lulusan SMAK Penabur Kelapa Gading, Jakarta yang pernah menyabet emas Olimpiade Biologi Internasional 2017 di Conventry, Inggris itu, mengaku sempat ketakutan ketika membawa api obor meski hanya dalam jarak 100 meteran.
Baca juga: 10 Atlet Legendaris Antar Obor Asian Games ke Tugu Yogyakarta
“Takut kalau jatuh, ternyata obornya berat," ujar Agnes ditemui seusai merampungkan jatah larinya.
Agnes yang terpilih oleh tim Pocari Sweat untuk menjadi salah satu pembawa api obor itu memperkirakan bobot obor itu sekitar 2 kilogram.
"Pas dibawa lari, apinya kan bergerak-gerak terus ke belakang, jadi terasa agak panas juga di dahi, harus terus dijauhkan (dari wajah)," ujar remaja yang juga pernah mendapat medali perak Olimpiade Sains Nasional 2016 itu.
Namun dibanding rasa takutnya, Agnes mengaku lebih puas karena pada akhirnya berhasil menjalankan tugasnya membawa api obor itu sampai ke peserta lain.
"Ngeri tapi ini pengalaman yang luar biasa banget,” tutur Agnes yang berencana melanjutkan studinya di National University of Singapore itu.
Agnes sendiri merasa sangat terhormat bisa dipilih membawa api obor Asian Games 2018 berkeliling Yogya. "Apalagi Indonesia tak tiap tahun menjadi tuan rumah Asian Games, tapi sudah 50 tahun lalu, ini kesempatan langka dan berharga benar buat pengalaman hidupku," ujarnya.