TEMPO.CO, Jakarta - Atelet angkat berat asal Indonesia Ni Nengah Widiasih berhasil mempertahankan perunggu di kelas puteri 86 kilogram Asian Pata Games 2018. Sebelumnya, Ia juga mendapatkan perunggu di nomor yang sama pada saat Asian Para Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
"Mungkin saya jodohnya dapat perunggu di Asian Para Games ini, karena empat tahun lalu saya juga ikut yang di Incheon dan dapat perunggu juga, " ujar Ni Nengah, setelah pengalungan medali di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Oktober 2018. Ni Nengah Widiasih ini berbeda dari atlet yang bernama sama yang sebelumnya meraih perak di kelas 41 kilogram.
Baca: 3 Atlet Indonesia Pemecah Rekor Asia di Asian Para Games 2018
Wanita kelahiran 1980 itu berhasil mengangkat beban 95 kilogram kalah dari atlet Korea Selatan Youngsun Lee dengan mengangkat beban 107 kilogram. Dan peraih emas atlet asal Cina Feifei Zheng yang berhasil mengangkat beban 135 kilogram yang juga memecahkan rekor baru Asian Para Games.
Pertandingan tersebut menjadikan koleksi medali Ni Nengah bertambah menjadi empat. Selain mengikuti ajang Asian Para Games di Encheon dan Jakarta, medali juga ia dapatkan seperti ASEAN Para Games di Malaysia tahun lalu dan dalam satu kejuaraan di Singapura dia juga mendapatkan emas.
"Perasaannya senang, dulunya kan saya ciut banget, saya sudah tahu lawan-lawan saya, dan saya hanya berusaha untuk terus bisa dan senang bisa sampe dapat ini," tambah wanita berkursi roda itu. "Kemenangan ini saya persembahkan untuk bapak dan ibu saya, sama semua keluarga saya di rumah."
Kemenangan di Asian Para Games ini mengantar Ni Nengah mendapatkan bonus dari pemerintah. Wanita kelahiran 5 Januari 1980 di Gunasa, Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali itu akan menggunakan bonus tersebut untuk modal usaha.
"Masih belum tahu usahanya usaha apa, untuk di desa saya di Bali sana. Setelah ini rencana mau istirahat dulu, mau liburan, nanti tahun depan kan ASEAN Para Games tahun depan di Filipina. Dan harus latihan lebih giat lagi," kata Ni Nengah.