TEMPO.CO, Jakarta - INASGOC telah membuka kembali pendaftaran relawan Asian Games 2018. Bagaimana suka duka menjadi relawan ajang pesta olahraga? Berikut kisah salah seorang pelakunya.
Vito Samuel, 30 tahun, warga asal Cililitan, Jakarta Timur telah memulai kegiatan menjadi sukarelawan (volunteer) sejak 2007, pada saat ia berkuliah di Universitas Pancasila, fakultas farmasi. Setelah mempunyai banyak pengalaman menajadi volunteer, kini, Vito yang sedang tengah menempuh pendidikan Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Jakarta Selatan telah menjadi salah satu staf Medical Service dan Doping Control untuk turnamen Asian Games 2018.
Vito menceritakan awal mulanya ia menjadi volunteer. Awalnya, ia mulai mendaftar sebagai volunteer dari berbagai acara yang diadakan oleh Komite Olimpiade Nasional Indonesia (KONI) yang dahulu disebut dengan National Olympic Committee Indonesia (NOC). Organisasi tersebut sekarang bernama Komite Olimpiade Indonesia (KOI) 2007.
Baca: Mau Jadi Volunteer Asian Games 2018? Simak Pengalaman dan ...
Pada saat itu, ia tidak langsung mendaftar menjadi volunteer. Dia yang tergabung dalam Senat Mahasiswa Universitas Pancasila dikirim ke universitas-universitas untuk mengikuti pelatihan oleh Dinas Olahraga dan Pemuda selama empat hari. Di sana, kata Vito, ia belajar tentang nilai-nilai keolahragaan dan olimpiade. Bukan memberikan skill atau keahlian, tapi sharing pemahaman dan pengetahuan baru tentang olimpiade. “Bukan cuma tentang pertandingan,” katanya.
Ia terpilih mewakili kampusnya. Dari kegiatan itu, ia diajak untuk mendaftar menjadi volunteer oleh penyelenggara acara. “Salah satu materi yang diberikan saat pelatihan juga tentang volunteerism,” kata dia.
Pengalaman menjadi volunteer yang pertama kali ia jalani adalah saat acara Olympic Day Run di Universitas Negeri Jakarta. Acara itu berbentuk festival dan bertujuan untuk memperingati kapan obor olimpiade pertama kali dibawa. “Yang datang ribuan orang meski tak melibatkan negara lain,” ujarnya.
Baca: Asian Games 2018: Yayuk Basuki Miris Lihat Persiapan Indonesia
Kegiatannya sebagai volunteer selanjutnya adalah untuk National Olympic Academy yang diselenggarakan oleh Majelis Olympic Malaysia atau Komite Olimpiade Malaysia. Tahapan yan ia lalui sama seperti sebelumnya. Diminta untuk ikut tes dan wawancara. “Dikirim ke Malaysia lebih-kurang seminggu.”
Ia juga terpilih menjadi salah satu perwakilan Indonesia untuk acara International Olympic Academy pada tahun 2008 di Yunani. Biaya akomodasi, keberangkatan, dan uang makan ditanggung oleh penyelenggara, yaitu Komite Olimpieade Nasional Indonesia yang saat ini disebut dengan Komite Olimpiade Indonesia. Selebihnya, saat berada di Yunani, kebutuhannya ditanggung oleh International Olympic Academy Yunani.
Ia menyebutkan, volunteer yang terpilih merupakan pemuda-pemudi yang dikirim oleh National Olympic Comitte (NOC) dari masing-masing negara, jadi agak berbeda dengan Asian Games 2018. “Bisa ketua atau pengurus NOC, ataupun perwakilan dari universitas dan cabang olahraga,” ujarnya
JENNY WIRAHADI