Bridge Kurang Dikenal, Ada Konotasi Negatif Soal Kartu Remi?

Reporter

Jenny Wirahadi

Editor

Hari Prasetyo

Minggu, 18 Februari 2018 17:47 WIB

Tim bridge wanita Indonesia Ine Korengkeng. ANTARA/Feny

TEMPO.CO, Jakarta - Cabang olahraga bridge atau conctract bridge sudah ada di Indonesia sejak tahun 1953. Hal itu ditandai dengan terbentuknya Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi) pada tahun tersebut.

Meski sudah lama berada dan berkembang di Indonesia, cabang olahraga ini tidak cukup populer di Indonesia. Padahal, cabang ini akan menjadi salah satu andalan Indonesia di Asian Games 2018.

Ketua Umum PB Gabsi, Ekawahyu Kasih, mengatakan sejumlah alasan mengapa hal itu terjadi. Salah satunya, kata dia, karena cabang olahraga asah otak ini menggunakan kartu remi. “Banyak masyarakat berkonotasi, ‘Jangan-jangan ini judi',” kata dia kepada Tempo, Jumat, 14 Februari 2018.

Tapi sejak tahun 2003, kata Ekawahyu, saat ia menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Gabsi, digulirkan program Bridge Masuk Sekolah. “Hanya dalam dua tahun ada 40 ribu anak sekolah, dari jenjang SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, dan pondok pesantren bermain bridge,” kata Eka.

Selain untuk mempopulerkan olahraga asah otak ini, pengenalan bridge melalui sekolah dan perguruan tinggi, kata Ekawahyu, juga untuk mencari bibit atlet untuk regenerasi.

Advertising
Advertising

Saat ini, atlet bridge masih diisi oleh beberapa pemain senior. “Ada 3-4 pemain senior dari 32 atlet yang ikut pelatnas. Sisanya, berumur 23 atau 25 dan seterusnya.”

PB Gabsi aktif menggelar kejuaraan dan liga pelajar nasional setiap tahun. Selain itu, ada pertandingan bridge base online untuk pelajar hingga mahasiswa. “Kejuaraan nasional bridge bisa 4-5 kali dalam setahun. Salah satu yang terbanyak,” ujar Eka.

Ekawahyu mengatakan dunia memberikan penghargaan ke Indonesia atas program bridge masuk ke sekolah. “Dari situ, bridge mulai berkembang masuk Olimpiade Olahraga Siswa Nasional dan lainnya.”

Kemudian alasan lainnya mengapa tak cukup populer, kata Ekawahyu, karena media cetak dan elektronik tak cukup antusias memuat berita cabang olahraga ini. “Karena bridge waktu itu belum masuk multievent, seperti SEA Games, Asian Games, dan Olympic.”

Sebelumya, Olympic Council of Asia (OCA) telah memutuskan bridge masuk cabang tambahan untuk Asian Games XVIII/2018. Hal itu didahului dengan keputusan memasukkan panjat dinding dan paralayang sebagai cabang yang dipertandingkan di kejuaraan tersebut.

Ketiganya merupakan olahraga yang diajukan oleh Indonesia sebagai tuan rumah (hak prerogratif) yang kemudian disetujui oleh OCA.

PB Gabsi juga mengambil langkah dengan menjadi inisiator terbentuknya South-East Asia (SEA) Bridge Federation (SEABF) pada akhir Mei 2015 lalu. SEABF menjadi wadah bagi Federasi Bridge Asia Tenggara untuk menggelar turnamen khusus kawasan Asia Tenggara.

JENNY WIRAHADI

Berita terkait

5 Fakta Seputar Tim Bulu Tangkis Indonesia di Asian Games 2023

25 September 2023

5 Fakta Seputar Tim Bulu Tangkis Indonesia di Asian Games 2023

Simak lima fakta seputar tim bulu tangkis Indonesia yang akan berlaga di Asian Games 2023, salah satunya Apriyani / Fadia akan debut sebagai pasangan.

Baca Selengkapnya

Tim Dayung Indonesia Optimistis Tambah Perolehan Medali di Asian Games 2023

25 September 2023

Tim Dayung Indonesia Optimistis Tambah Perolehan Medali di Asian Games 2023

Indonesia menyisakan tiga pertandingan final dayung di Asian Games 2023.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Australia Kunjungan ke SD Ar-Ridha Al Salaam

22 Juni 2023

Duta Besar Australia Kunjungan ke SD Ar-Ridha Al Salaam

Duta Besar Australia untuk Indonesia kunjungan ke salah satu sekolah yang terlibat dalam program Kemitraan Sekolah Australia-Indonesia BRIDGE.

Baca Selengkapnya

Menengok Riwayat LRT Palembang yang Dikritik Ridwan Kamil

26 Oktober 2022

Menengok Riwayat LRT Palembang yang Dikritik Ridwan Kamil

LRT Palembang rampung dibangun dan mulai beroperasi ketika perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Dulu JPO Dirobohkan Demi Patung Selamat Datang, Sekarang Dihalangi Halte Transjakarta

30 September 2022

Dulu JPO Dirobohkan Demi Patung Selamat Datang, Sekarang Dihalangi Halte Transjakarta

Gubernur Anies Baswedan dulu merobohkan JPO di Bundaran HI karena dinilai menghalangi pemandangan ke arah Patung Selamat Datang.

Baca Selengkapnya

Lindswell Kwok Melahirkan Putra Kedua, Achmad Hulaefi Ingin Nambah Anak Lagi

26 April 2022

Lindswell Kwok Melahirkan Putra Kedua, Achmad Hulaefi Ingin Nambah Anak Lagi

Lindswell Kwok mengunggah video percakapannya dengan suaminya, Achmad Hulaefi yang sibuk menjaga anak pertama mereka, Achmad Zubayr.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Tangerang Protes Mobil Google Street View yang Ngaku Direstui KSP

24 Oktober 2021

Cerita Warga Tangerang Protes Mobil Google Street View yang Ngaku Direstui KSP

Warga Kabupaten Tangerang, Khairul Anam, memprotes pemetaan oleh Google Street View dan Google Maps di kompleks perumahannya.

Baca Selengkapnya

Tips Sukses Bikin Acara Besar versi Erick Thohir: Pilih Anggota Tim Terbaik

16 September 2021

Tips Sukses Bikin Acara Besar versi Erick Thohir: Pilih Anggota Tim Terbaik

Menyelenggarakan acara besar yang pesertanya dari berbagai negara tentu saja sulit. Simak tips sukses dari Erick Thohir.

Baca Selengkapnya

Alffy Rev, pernah Tersandung, Bangkit dan Dipuja Berkat Wonderland Indonesia

27 Agustus 2021

Alffy Rev, pernah Tersandung, Bangkit dan Dipuja Berkat Wonderland Indonesia

Saat duduk di semester 3, Alffy Rev memilih membeli launchpad ketimbang membayar uang kuliahnya, untuk digunakan mengaransemen lagu.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Idul Fitri, Masyarakat Foto Bersama di Velodrome Rawamangun

13 Mei 2021

Usai Salat Idul Fitri, Masyarakat Foto Bersama di Velodrome Rawamangun

Diperkirakan lebih dari 2.000 jemaah mengikuti Salat Idul Fitri di lapangan Velodrome Rawamangun itu.

Baca Selengkapnya