JK Berharap Jalur Khusus Jadi Solusi Macet Saat Asian Games 2018
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Nurdin Saleh
Selasa, 8 Mei 2018 20:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah transportasi masih menjadi beban menjelang pelaksanaan Asian Games 2018. Dalam turnamen uji coba yang digelar pada 8-15 Februari lalu, target perjalanan selama 30 menit dari wisma atlet di Kemayoran menuju venue pertandingan di Gelora Bung Karno, Senayan, masih belum dapat dipenuhi. Kemacetan Ibu Kota menjadi penyebabnya.
Ketua Dewan Pembina Inasgoc Jusuf Kalla (JK) menyatakan target tersebut belum terpenuhi lantaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kepolisian belum memberikan jalur khusus bagi kendaraan peserta Asian Games. "Kami sudah sepakat untuk memberikan satu jalur sepanjang jalan itu hanya untuk kendaraan Asian Games," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018. Dia berharap jalur tersebut bisa menyingkat waktu perjalanan atlet.
Selain jalur khusus, panitia juga menyiapkan alternatif lain, yaitu meliburkan sekolah dan mengatur jam kantor. Sekolah yang berada di jalur yang dilewati atlet rencananya diliburkan. Inasgoc bahkan berencana memberikan tiket gratis menonton pertandingan kepada siswa sekolah tersebut.
Namun JK mengatakan opsi tersebut belum tentu diambil. "Kan jam sekolah itu jam tujuh pagi, sementara atlet mainnya jam sembilan pagi. Tidak akan tabrakan juga sebenarnya," ucapnya. Yang terpenting, kata dia, harus ada jalur khusus bagi kendaraan peserta Asian Games.
Sebelumnya, Ketua Inasgoc Erick Thohir menuturkan jalur khusus peserta itu berupa bahu jalan dan jalur Transjakarta. Namun, ia melanjutkan, kebijakan itu belum menjamin kelancaran mobilitas atlet. "Bahkan pilihan meliburkan sekolah serta mengatur jam kantor juga menjadi pilihan," tuturnya, Senin, 19 Februari 2018.
Masalah transportasi yang terhambat ini sebelumnya dikeluhkan beberapa negara peserta test event Asian Games 2018. Perjalanan yang panjang membuat mereka kelelahan. Beberapa dari mereka harus mengurangi jam istirahat karena harus berangkat lebih cepat dari wisma.
VINDRY FLORENTIN | EGI ADYATAMA