Pegulat Jepang Eri Tosaka (kiri) menjungkalkan pegulat Cina Sun Yanan, di pertandingan gulat bebas putri 48kg di Dowon Gymnasium Asian Games, Incheon, Korsel, 27 September 2014. REUTERS/Issei Kato
TEMPO.CO, Jakarta - Pegulat putri asal Jepang, Eri Tosaka merupakan atlet cabang olahraga gulat putri yang berhasil meraih medali emas pada kejuaraan Asian Games 2014 Incheon dan Olimpiade Rio 2016. Kedua medali tersebut ia menangkan di nomor 48 kg putri.
Sebelum dua kejuaraan bergengsi tingkat internasional itu diadakan, Tosaka terlebih dahulu mengasah kemampuannya dengan mengikuti Kejuaraan Dunia Gulat pada tahun 2012 di Strathcona County, Kanada.
Pada tahun itu, ia gagal mendapat juara pertama, namun ia berhasil mengamankan posisi kedua untuk meraih medali perak. Belajar dari kegagalan tersebut, ia menjelma menjadi atlet tangguh dengan melibas habis medali emas di Kejuaran Dunia Gulat pada tiga tahun berikutnya secara berturut-turut yakni pada tahun 2013 di Budapest, 2014 di Tashkent, dan yang terakhir 2015 di Las Vegas.
Tosaka memulai karirnya sebagai pegulat saat ia masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Awalnya, sang ayah yang juga merupakan seorang pegulat mengajak adik laki-lakinya yang pemalu berlatih gulat agar berbaur dengan anak-anak seusianya. Tosaka, yang saat itu ikut dengan ayah dan adiknya, langsung tertarik dan memutuskan untuk bergabung sebagai satu-satunya anak perempuan dalam klub gulat tersebut.
Karena tidak ada anak perempuan lain selain Tosaka, ia tidak mendapat latihan dengan serius. Karena merasa diperlakukan berbeda, perempuan kelahiran 1993 itu bertekad untuk menjadi pegulat terbaik yang pernah ada di Jepang.
Saat Tosaka berkuliah di Universitas Shigakkan, ia bertemu dengan pegulat putri senior Jepang, Saori Yoshida. Saori merupakan peraih medali emas Kejuaraan Dunia Gulat berturut-turut dari tahun 2002 sampai dengan 2015, dan peraih emas di empat Asian Games berurut-turut dari tahun 2002 di Busan sampai 2014 di Incheon.
Tosaka sudah menganggap Saori bagaikan kakaknya sendiri. Saat Tosaka menjuarai Olimpiade pertamanya di Rio, Tosaka justru merasa tertekan dengan ekspektasi orang-orang di sekelilingnya yang berharap ia dapat menjuarai berbagai kompetisi lainnya. Namun setelah itu Saori datang dan menenangkannya.
“Setelah saya menjadi juara dunia, saya cenderung merasakan tekanan, tetapi dia mengatakan kepada saya bahwa saya harus ‘santai saja’ dan selalu ingat bahwa saya adalah juara,” ucap Tosaka saat diwawancarai salah satu bank Jepang, Sumitomo Mitsui.
Tosaka diperkirakan akan tampil kembali di Asian Games 2018 untuk mempertahankan medali emas yang ia dapatkan empat tahun lalu. Asian Games kali ini akan menjadi batu loncatan baginya untuk tampil prima di Olimpiade Tokyo 2020.
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
18 jam lalu
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?