TEMPO.CO, Jakarta - Tiga pekan menjelang pertandingan Asian Games 2018, pelatih kepala Tim Angkat Besi Indonesia, Dirdja Wihardja tak merasa khawatir dengan kondisi Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustina masih kelebihan berat badan.

Cabang angkat besi Asian Games 2018 akan digelar di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Hall A, Jakarta, pada 20-27 Agustus.

"Saya pastikan berat badan Eko dan Sri Wahyuni akan pas pada saat tampil," kata Dirdja yang ditemui di Pelatnas Angkat Besi Markas Marinir Jalan Kwini Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

Baca: Anies Baswedan Tak Anggarkan Sosialisasi Asian Games

Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli akan turun di kelas 62kg putra dan Sri Wahyuni akan turun di kelas 48kg putri.

"Over berat badan Eko kurang lebih 3kg dan Sri Wahyuni kurang lebih 2kg. Mulai hari ini Senin 30 Juli, program latihan menurunkan berat badan secara bertahap sehingga mereka bisa lebih maksimal saat tampil nanti," kata Dirdja.

Eko dan Sri memang diproyeksikan untuk meraih medali emas. Pasalnya, keduanya merupakan peraih medali perak pada Asian Games Incheon, Korea Selatan 2014.

"Ini lah saatnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, kita ubah medali perak itu menjadi medali emas. Dan, ini juga saatnya Eko dan Sri mencatat sejarah tinta emas sebagai lifter pertama peraih emas di Asian Games," kata Dirdja lagi.

Baca: Asian Games 2018: Kebanggaan Saat Gelar Pertama 56 Tahun Lalu

Selama 17 kali tampil di Asian Games, kontingen angkat besi Indonesia belum pernah merebut medali emas. Pencapaian terbaik tim angkat besi Indonesia adalah merebut medali perak pada Asian Games 2010 dan 2014.

Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni akan bersaing dengan lifter unggulan seperti Tiongkok dan Kazakhstan yang merupakan penghuni tetap dalam lima besar Asian Games dua tahun belakangan.

"Saya sudah melihat daftar nama lifter Tiongkok dan Khazakhstan yang akan diturunkan. Peluang mereka 55 persen bisa meraih emas," tambah Dirdja soal peluang kedua lifter andalan Indonesia itu di Asian Games 2018.